Sabtu, 12 Maret 2016

Mengenangmu


Pagi ini tidak sebagaimana biasanya. Jam 5 kurang, WITA, sehabis terdengar iqomat aku menyalakan HP. Berturut-turut bbm dari sin dan mas Iwan mengabarkan kondisimu memburuk, Mbak. Tak lama tlp berdering dari sin. Yang terdengar hanya suara tangis. Innalillahi wa innalillahi rojiun. Kamu berpulang Mbak.

Why do you gone too soon? We can't answer it, do we? Dia satu-satunya pemegang hak prerogatif kapan kita menyelesaikan tugas.

Seminggu yang intens. Bahkan tegak diagnosa pun masih kabur. Biopsi sumsum tulang belakang belum terlaksana. Sudahlah. Ini mungkin jalan terbaik dariNya. Walau biopsi belum dilakukan, keluarga menaruh curiga kamu mengidap leukimia. Masive-nya lekosit dan rendahnya sel darah merah. Walau sebelum-sebelumnya tidak ada keluhan anemia berulang, memar,dll. Entahlah.

Kita bukan sodara sekandung. Tapi you are my elder sister ever. Kamu bangga sekali menunjukkan foto saat aku keluar RS digendong mama. Kamu di sebelah mama bawa tas bayi :-) Kamu yang ada saat menstruasi pertamaku. Mengajariku tentang pembalut, mandi besar. Ingat, saat itu aku lari dari belakang sambil teriak histeris, 'jantungku bocor! Aku berdarah-darah'. Oh, ya ampun! 

Lalu kamu kuliah di Brawijaya. Jarang ketemu kecuali liburan. Kakak yang cantik. Rambut lurus hitam sepundak. Putih. Dengan wejangan, 'Prima! Perempuan jangan boncel-boncel kaki!' :-D lalu kemudian kamu yang mengenalkanku sama creambath, luluran, meni pedi. Terlalu banyak kenangan luar biasa bersama. 

Kamu meninggalkan 2 anak yang luar biasa. Insya Allah, kami adik-adikmu akan selalu mendukung mas Dendy membesarkan mereka. Don't worry blood thicker than water. We are the soedjonos. Our bond are strong.

Damailah di sana. Berkumpul kembali dengan ibumu. Hanya Al fateha yang bisa selalu kuucapkan.

3 komentar:

ramadhanialiya mengatakan...

aduuh aku nangis bacanya tan

ramadhanialiya mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
PRIMADIKA mengatakan...

Kakkkk :-)