Jumat, 11 September 2015

Endometriosis

Kupikir bayang-bayang endometriosis sudah hilang. Nyatanya, Gejalanya muncul lagi selepas selesai menyusui :-(

Endometriosis merupakan salah satu kelainan yang menyerang sistem reproduksi wanita. Penyakit ini muncul ketika jaringan dari lapisan dalam dinding rahim atau endometrium tumbuh di luar rongga rahim. Walau umumnya tidak tergolong mematikan, penyakit jangka panjang (kronis) ini dapat menyebabkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas. Gejala endometriosis yang paling sering terasa adalah sakit yang luar biasa saat menstruasi. Selain itu, penderita juga bisa mengalami pendarahan yang berlebihan saat menstruasi dan rasa sakit saat buang air besar serta kecil. Gejala-gejala endometriosis umumnya terasa paling parah sebelum dan selama siklus menstruasi berlangsung.

Penyebab dan Faktor Risiko Endometriosis

Tiap bulan, tubuh wanita akan melepaskan hormon yang memicu penebalan dinding rahim atau endometrium dan bersiap menerima sel telur yang sudah dibuahi. Jika tidak terjadi kehamilan, dinding rahim akan luruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk menstruasi.

Endometriosis terjadi saat jaringan endometrium tumbuh di luar rahim. Jika Anda mengidap endometriosis, jaringan tersebut juga mengalami proses penebalan dan luruh yang sama dengan siklus menstruasi. Tetapi darah di luar rahim akhirnya mengendap dan tidak bisa keluar karena terletak di luar rahim. Endapan tersebut beserta dengan jaringan di sekitarnya akan mengalami iritasi. Lama-kelamaan, jaringan parut atau bekas iritasi pun terbentuk.

Penyebab tumbuhnya jaringan endometrium di luar rahim belum diketahui secara pasti, tapi kadar hormon estrogen yang tinggi terbukti dapat memperparah kondisi ini. Karena itu, endometriosis umumnya menyerang wanita di usia produktif. Ada beberapa faktor risiko selain estrogen yang diduga sebagai pemicunya, yaitu faktor keturunan, pengaruh infeksi panggul yang pernah diidap, serta keabnormalan pada rahim.

Para pakar juga memercayai bahwa ada beberapa hal yang dapat menjadi faktor risiko endometriosis. Di antaranya:

*. Faktor keturunan yaitu mempunyai anggota keluarga yang menderita endometriosis.
*. Belum pernah melahirkan.
*. Pernah mengidap infeksi panggul.
*. Mengidap kondisi tertentu yang dapat menghalangi jalur darah menstruasi.

Sama seperti penyakit pada umumnya, diagnosis endometriosis meliputi konsultasi dengan dokter serta pemeriksaan organ-organ panggul. Dokter akan menanyakan gejala-gejala Anda secara detail, terutama lokasi, frekuensi serta waktu kemunculan rasa sakit.

Setelah itu, Anda akan menjalani pemeriksaan untuk memastikan keberadaan endometriosis. Langkah ini meliputi pemeriksaan USG dan jika perlu laparoskopi. Dalam prosedur laparoskopi, dokter juga biasanya akan mengambil sampel jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim agar dapat diteliti di laboratorium. Laparoskopi tergolong prosedur operasi kecil dan biasanya pasien akan dibius total.

Meski begitu, penyebab endometriosis belum diketahui dan langkah penyembuhannya secara menyeluruh juga belum ada. Tujuan penanganannya hanya untuk mengurangi gejala, memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium di luar rahim, meningkatkan kesuburan dan mencegahnya kambuh. Salah satunya yang saya jalani (lagi) sekarang :

Terapi hormon

Penanganan ini digunakan untuk mengurangi gejala endometriosis dengan menghambat produksi hormon estrogen dalam tubuh. Dengan begini, sel endometriosis bisa dicegah untuk bertumbuh. Terapi hormon ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu:

*. Pil KB kombinasi, koyo KB dan cincin vagina dapat menghambat proses penebalan lapisan endometrium sehingga menstruasi lebih ringan, cepat berakhir dan mengurangi rasa sakit endometriosis.
*. Intrauterine system (IUS). Alat ini mengandung hormon yang dapat memperlambat proses penebalan sel-sel endometrium sehingga dapat mengurangi rasa sakit dan bahkan menghentikan menstruasi. - IUD yang ada hormonnya-
*. Analog hormon pelepas gonadotropin. Obat ini akan memicu kondisi yang mirip dengan menopause sehingga ukuran jaringan endometrium di luar rahim akan mengecil dan menstruasi pun terhenti.
*. Suntikan hormon progesteron. Obat suntik ini dapat menghambat siklus menstruasi dan perkembangan jaringan endometrium di luar rahim.
*. Danazol dan gestrinone. Kedua obat ini juga bekerja dengan menghambat penebalan jaringan endometrium sehingga mencegah menstruasi dan meringankan gejala endometriosis lainnya.
Pengangkatan Jaringan Endometriosis dengan Operasi.
*. Penanganan dengan operasi akan menjadi pilihan jika terapi hormon tidak efektif bagi pengidap endometriosis. Prosedur ini umumnya dilakukan untuk mengangkat jaringan endometriosis serta jaringan parut.

Jika Anda mengidap endometriosis dan masih ingin memiliki anak, dokter biasanya akan menganjurkan pengangkatan jaringan endometriosis melalui operasi ‘lubang kunci’ (laparoskopi) atau operasi dengan sayatan besar jika banyak jaringan yang perlu diangkat. Kedua operasi ini dapat mengurangi rasa sakit sekaligus meningkatkan kemungkinan Anda untuk hamil.

Tetapi bagi pengidap endometriosis yang sudah tidak ingin memiliki anak, ada pilihan untuk menjalani operasi pengangkatan rahim sepenuhnya. Serviks dan kedua ovarium juga biasanya diangkat. Pengangkatan ovarium dilakukan karena hormon estrogen yang diproduksinya dapat merangsang perkembangan endometriosis kembali. Operasi pengangkatan rahim ini akan menghapus kemungkinan seseorang untuk hamil. Langkah ekstrim seperti yang dilakukan mbak Angelina Jolie.

Komplikasi endometriosis bisa terjadi jika terus dibiarkan berkembang. Salah satunya adalah gangguan pada kesuburan atau infertilitas. Komplikasi ini terjadi karena adanya jaringan endometrium yang tumbuh dan menutupi tuba falopi sehingga menghalangi pertemuan sel telur dan sperma. Diperkirakan ada sekitar 30-50 persen pengidap endometriosis yang mengalaminya. Dokter biasanya akan menganjurkan pengidap endometriosis tingkat ringan sampai menengah untuk memiliki anak secepatnya sebelum kondisi mereka makin parah.

Komplikasi lainnya adalah adhesi, jaringan adhesi terbentuk ketika tubuh telah mengalami iritasi atau cedera. Jaringan adhesi menghubungkan organ-organ tubuh yang secara normal tidak terkait. Adhesi dapat menyebabkan organ-organ dalam tubuh saling menempel sehingga mengganggu kinerja organ dan menyebabkan sakit yang luar biasa jika pengidap bergerak. Selain itu, Anda juga bisa mengalami kista ovarium. Komplikasi ini dapat terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh di dalam atau di dekat ovarium.

Lalu, komplikasi akibat endometriosis lainnya adalah kanker ovarium. Meski ini jenis komplikasi yang terhitung jarang, pengidap endometriosis memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker ini.

Tidak ada komentar: