Jumat, 19 Juni 2015

Fever Without Cause


Demam merupakan gejala paling umum menyebabkan anak dibawa ke dokter. 5%-20% anak yang mengalami demam tidak memiliki sumber infeksi yang jelas, sebagian besar terkait infeksi virus yang bisa sembuh sendiri. Ini nih yang beberapa minggu lalu menimpa Liam. Pas weekend pula sakitnya. Demam antara 38,5°C - 39,8°C tanpa batuk, pilek, muntah, ataupun diare. Meski begitu Fever without cause ini perlu kewaspadaan karena bisa jadi ini tanda adanya bakteri di peredaran darahnya. Hal ini jika tidak ditreatment dengan tepat akan menyebabkan infeksi berat seperti pneumonia, osteomyelitis, dan meningitis. Rasional dibutuhkan sekali.

Yang perlu dilihat dalam menangani Fever Without Cause apakah anak tampak baik-baik saja, sakit, atau kondisi pucat kebiruan nafas dan nadi cepat. Lebih-lebih yang tidak merespon interaksi.

Saya hanya memberikan antiperetik saja. Jika diberikan suhunya 37,5°-37,8°C. 3 hari panas sudah turun normal namun sebagai mamak-mamak saya putuskan ke dokter. Ya takut aja adanya infeksi berat yang lepas dari pengamatan saya gejalanya. Dari pemeriksaan fisik, tenggorokan merah. Tetep cuma dikasih antiperetik tapi kalo ngga demam lagi ya ga usah, sama imboost force. Sarannya : banyak istirahat, banyak minum. Kalo pait boleh dikasih air madu asal ga es :p, kalo perlu pasang humidifier. Hamdalah all is well. Besoknya Logan yang sakit, namun berkat pengalaman Liam, home treatment saja Logan sembuh.

Tapi sempet KZL akuhhh. Ada lho yang komen 'kok ngga dibawa ke RS, ngamar. Nanti nyesel lho. Penyakit sekarang blablabla doremifasolasido'. Dan dua kali aku dikomenin begitu. Yang dulu anaknya sama-sama GE dan aku merawat di rumah. Lha emang dibolehin dokter jeh :p Ya, walo tinggal di pulau yang berbeda mungkin itu karena dia care. Walo caranya aneh :p 

Dari terakhir LiLo sakit 6 bulan yang lalu, lumayanlah raportnya. Ngga kemudian aku dibilang mamak ngga care, kan? :p

Salam sehat ya

Tidak ada komentar: