Minggu, 24 Agustus 2014

Cerita kopiku

Saya adalah penyuka kopi. Entah kapan saya mulai mengenal kopi. Yang jelas, alm. Mbah kung saya yang mengenalkan kopi. Pagi saya tak lengkap tanpa secangkir kopi. Saat ini setiap pagi saya ditemani secangkir kopi aroma moka yang jauh-jauh dikirim cik Lia dari Bandung. 
Tahukah kamu dimana pusat penelitian kopi terbesar di Indonesia?! Iya, di Jawa Timur. Lebih tepatnya di Kaliwining Jember. Jika membaca artikel petani kopi, memilih biji kopi itu sudah selayak memilih pasangan. Bibit, bobot, bebet. Benih yang tidak jelas tentu bukan pilihan.

Kopi sachet, well.....my mom serve that. Ya, cheap, easy, delicious, dan banyak pilihan. 2 in 1. 3 in 1 blablabla. Ini bukan pilihan saya (kalo nggak kepepet). Kopi tubruk juga hate and love relationship. Ritualnya menyenangkan cupping hidung. Tapi tidak ampasnya. Teman saya Charlotte semasa COP sempat puyeng gegara disajikan kopi tubruk. Hahahaha....nggak biasa ada ampas kopi lah di Holland.


Saya juga suka meribetkan diri saya dengan menyeduh kopi pake French press. Biasa saya lakukan kalo beli biji kopi dan digiling kasar. Tapi yang favorite ya gaya Vietnam. Karakter pekatnya itu lho. Yummy. Kopi indo tjina kopi oey tuh mantap. Oya....susu kental manis yang pas ya pake omela *bukan iklan titipan ya*. Kalo syphon ya pas minum kopi luwak aja. Which is pasti di kedai minumnya.

Selain penikmat kopi, saya juga penikmat kedai kopi. But....it happen before have kids. Sekarang masih suka tapi take away. Bawa tumblr. Well, pergi ke kedai memang part of lifestyle. Bukan karena ga bisa nyeduh kopi sendiri atau pemborosan. Ya lebih karena 'membeli' atmosfer. Hihihi....kalo mertua bilang, 'bikin sendiri kenapa?'. Once again, part of lifestyle.

So?! How do you enjoy cup of coffee?

1 komentar:

Resa anag reggae mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.