Isu vaksin MMR menyebabkan autism masih menjadi momok yang menggalaukan pada orang tua untuk berikhtiar memvaksinkan MMR buah hatinya. Termasuk saya. Padahal vaksinasi MMR ini berfungsi mencegah infeksi dan komplikasi fatal akibat penyakit campak (measles), gondongan (mumps), dan rubella. Dengan berbekal ilmu dari GESAMUN, Bismillah, ikhitiar dan berserah. Usia 15 bulan vaksin dan sekarang usia LiLo 17 bulan. Alhamdulillah sehat. Able to speak, understand what I say, and able to walk. Daku juga ikut vaksin. Bosen bo' kena gabag bolak-balik. BTW, adikku di vaksin MMR dari kecil. Sedangkan aku nggak. Udah kena gondongan pulak --" FYI, waktu vaksin Logan pilek dan Liam batuk. No KIPI. Tidur lelap, makan lahap sesudahnya.
Hingga saat ini penyebab autism masih misteri. Mostly said multifactor. But, salah satu faktor penyebab autism karena sindroma rubella kongential yang dialami janin saat dalam kandungan karena si ibu terinfeksi rubella. I have no idea ini bermula dari apa, kaitan vaksin dan autism. Kebanyakan yang beredar Katanya. Kalo pun ada dari kesaksian langsung juga tidak sampai mendetail penegakan diagnosa apaan. Kalo baca di sini, autism itu nggak muncul tiba-tiba, mostly parents nggak aware dan baru aware di usia 18bulan, dimana MMR telah dilakukan.
IMO, daripada blaming sesuatu yang tidak valid, tidak ada salahnya memperhatikan KPSP atau sekalian DDST (Denver Development Screening Test adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun. Dilakukan oleh ahlinya. Mahal? Ya relatif. Better try than sorry, right?
Join GESAMUN and http://www.autismindonesia.org
Stay healthy and stay awesome
Tidak ada komentar:
Posting Komentar