Senin, 09 September 2013

Dari Poker face lalu mengutuki


Kalo nonton Liliana Tanusudibyo ini selalu gemes. Yes, dese itu sudah berumur namun masih cantik ajah. Tapi bukan itu yang bikin gemes. Yang bikin gemes ekspresi mukanya itu, lho. Lempeng, dingin, cenderung jutek :p Dan yang ngerasa begitu bukan cuma saya ternyata :)) Mungkin itu kali ya yang dibilang poker face. A face on a person that shows no emotion, often called poker face because in the game of poker it would be foolish to show any emotional traits that might screw the game for you.

Oya, saya ini kadang-kadang terlanda galau kalo ingat musti balik ke Pilipina selatan :)) Galau karena...ya...di sana tuh demen mati lampu dan yaaa....tentu fasilitasnya nggak segampil Surabaya. Tapi lumayan lah dibanding tinggal di Bitung.  Ini bikin inget obrolan sama Mira soal papanya Sab (Teman berkewarganegaraan Belanda) yang kerja di Freeport dan kena serangan jantung pas plesir ke raja ampat. Si Om dirujuk kemana? Di rujuknya ke Darwin :)) Ho-oh. Darwin Australia bukan ke Jayapura, Makasar, atau pun Jakarta. Katanya sih Jayapura dan Makasar dihapus karena fasilitasnya nggak bagus ^_^ Ke Jakarta tentu terlalu jauh. Terus cerita dokter Ivan Sini di twitter. Orang di Aceh maupun Medan lebih memilih berobat di RS Penang dibanding di RS setempat. Lalu ada yang jawab, "ya iyalah gimana kondisi di sana RSnya".

Oh, jadi begitu ya....kondisi Indonesia di luar pulau Jawa itu.....hah! *Hela nafas* *mulai mengutuki orang-orang yang korupsi dan merugikan uang negara*

Tidak ada komentar: