Jumat, 06 September 2013

Because we are not on Grey's anatomy

We don't need to learn how to do this :


We just need to know how to do this :


Sejak Pak Naryo pasang sten, saya belajar pertolongan pertama terhadap serangan jantung. And you know what, tidak ada pertolongan pertama yang benar-benar bisa menolong :( Tindakan pertama yang bisa menolong, mungkin secepatnya memberi oksigen. Oksigen yang langsung diterima pasien diharapkan bisa disalurkan ke jantung sehingga diharapkan bisa membuat otak tetap bekerja. Otak yang bekerja mengindikasikan saraf yang masih sadar. Hal ini mengindikasikan pasien masih bisa diselamatkan. Tindakan lain yang bisa dilakukan adalah memberi pasien kejut listrik melalui alat Automatic Eksternal Defibrilator (AED). Alat ini terdiri atas dua lempeng logam yang bisa dialiri listrik. Alat ini kemudian ditempelkan ke dada pasien untuk merangsang jantung bekerja. Cara lain dengan CPR, adalah tindakan pertolongan dengan menghentak pembuluh darah yang menuju jantung. Hentakan ini diharapkan bisa sedikit membuka saluran darah yang tersumbat sehingga aliran darah bisa mengalir meski sedikit. Setelah itu pasien bisa dibawa ke rumah sakit. Namun tindakan CPR minimal membutuhkan waktu 30 menit. Sementara, orang awam tidak mengetahui separah apa serangan jantung yang diderita. Pengetahuan tentang CPR juga tidak dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia. 

Seperti yang terjadi tadi malam.

Alhamdulillah Pak Naryo bukan serangan jantung tapi asma karena alergi debu --" 

Jaga kesehatan teman-teman!!!

Tidak ada komentar: