Pic From Here |
Sejujurnya, saya ini suka gemes ngeliat anjing cantik nan lucu. Tapi apa daya otak saya kalo lihat giginya pasti berasosiasi sama rabies. Dan rabies itu seram :(( Padahal papa dan sepupuku suka sama anjing. Yaaa, kalo sepupuku memang dokter hewan sih :p Sahabat saya, Dita, Li Jing dan Nyoim juga memelihara anjing. Saya sering banget ngancem "Lo, pilih mana gue apa anjing peliharaan kalian? Kalo pilih gue, kandangin mereka pas gue main" :))
Tetangga depanku memelihara anjing. Lucu sih. Warnanya hitam putih. Karena saya menunjukkan perlawanan, itu anjing nggak berani mendekat. Si Anjing ini punya pacar...ihikkk....peliharaan blok belakang.
Nah, ceritanya kemarin...pemilik anjing pergi ntah kemana dan si anjing dikandangi sama empunya. Biasanya para anjing berkencan itu sore hari. Entah ngerti ini waktunya kencan kok ndak dilepas-lepas. Si anjing menggonggong yang sedihhhh gitu (Kayak orang nangis). Tiba si jantan datang. Di depan kandang si betina mereka saling menggonggong (ngobrol kali ya). Lalu si Jantan ke depan pagerku, menggonggong. Semacam minta tolong mungkin ya. Saya yang emang takut sama mereka nggak berani keluar.
Hopeless, si jantan menggonggongi setiap orang yang lewat. Orang-orang pada cuek, malah ada yang nendang mereka :( Karena nggak ada yang nolong si jantan balik ke kandang. Mereka menggonggong dengan nada sedih (menurutku ya ini). Beberapa saat si jantan berlari pergi dan sepuluh menit kemudian dia datang lagi membawa serta majikannya. Di depan rumah tetangga, si majikan anjing jantan berdiri. Ya, ndak bisa dong ujug-ujug masuk perkarangan orang. Si jantan menjilat-jilat lagi kaki majikan lalu menuju kandang si betina. Akhirnya si majikan mau ikut ke kandang si betina. Setelah memeriksa, dia ke pintu rumah. Mengetok beberapa kali. Nah, ini aku keluar bilang kalo pemilik rumahnya lagi pergi.
Hopeless, si jantan menggonggongi setiap orang yang lewat. Orang-orang pada cuek, malah ada yang nendang mereka :( Karena nggak ada yang nolong si jantan balik ke kandang. Mereka menggonggong dengan nada sedih (menurutku ya ini). Beberapa saat si jantan berlari pergi dan sepuluh menit kemudian dia datang lagi membawa serta majikannya. Di depan rumah tetangga, si majikan anjing jantan berdiri. Ya, ndak bisa dong ujug-ujug masuk perkarangan orang. Si jantan menjilat-jilat lagi kaki majikan lalu menuju kandang si betina. Akhirnya si majikan mau ikut ke kandang si betina. Setelah memeriksa, dia ke pintu rumah. Mengetok beberapa kali. Nah, ini aku keluar bilang kalo pemilik rumahnya lagi pergi.
Si pemilik bicara ke anjingnya, "Orangnya pergi! Ayo pulang!". Si Anjing menunduk lesu (sumpah aku ngerasa sedih gimana gitu). Majikan si jantan meninggalkan perkarangan tetangga depan. Si jantan balik ke kandang di betina. Saling menggonggong beberapa saat, lalu si jantan lari pulang ke rumah. Mungkin dia berkata, "Jangan kuatir, besok aku kembali. Sabar ya!"
Dan si betina pun tenang. Ndak melolong menyayat hati lagi. Saya di balik jendela terharu. Animal instinct saja berbagi kasih. Pagi ini mereka sudah bergembira. Bermain bola tenis bersama, diselingi saling unyel.
Btw, kemarin ketika cerita ini ke Cinta Fitri kami justru berdebat masalah Feromon. Cinta Fitri berpendapat kalo Feromon hanya dimiliki jantan saja, karena dalam sebuah koloni biasanya betina nya satu dan jantannya banyak. Maka jantan membutuhkan feromon untuk menarik betinanya. Sedangkan saya berpendapat bahwa Feromon dimiliki keduanya sebagai tarikan kimia.
Dan setelah buka wikipedia, jawabannya adalah.....Feromon adalah sejenis zat kimia yang berfungsi untuk merangsang dan memiliki daya pikat seks pada hewan jantan maupun betina[1]. *Hehehe...saya benar*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar