Senin, 14 Juni 2010

Sambil nunggu makan siang

Saya ngantuk. Hehehe...

Ada dua cerita yang ingin saya bagi. Pertama kemarin aku ikut Femina-BNI wanita wirausaha seharian. Begitu datang ada 'sambutan' yang agak mengejutkan. Juicy gossip in the morning wake me up. Dan... dua sahabat baik saya, Novi dan Dita cuman cengengesan, sementara saya sibuk garuk-garuk tembok. Apalagi Lala, dengan sotoynya nanya : Sejak kapan bo'? *.Haiyah...pada minta dikeplak kombo semua ini.

Tapi di siang harinya saya dapat hadiah dari pak Nukman Lutfi. Hadiah yang tak disangka-sangka...gara-gara twitter iseng saya ke teman-teman Virtual. Hehehe...padahal saya sudah kepengen banget dari dulu,eh, kemarin dikasih aja gitu free. Alhamdulillah. Lagi-lagi rejeki nggak kemana.

Oya? Kenapa saya ngantuk? Nggak...saya nggak demam bola. Susah ngerti dengan olahraga sepak bola. Apalagi Afsel ini. Bunyi vuvuzela bikin kuping iritasi. Kayak berjuta-juta tawon terbang. Lalu? Seorang teman curhat ~_~

Atas ijinnya saya boleh menulis diblog nih, tentu saja pake nama samaran. Menurut saya ada pelajaran yang bisa kita cerna di sini. Oke, untuk gampangnya kita sebut namanya Dody. Dody punya pacar namanya Mintje. Mereka sudah menjelang dua tahun ini bersama. Saya tahu sekali kalo teman saya Dody ini cinta sekali sama mintje. Lo tahu darimana Prim? Uhm...menurut pandangan mata saya yang demen ngeliat fairy tale ^_^

Tapi akhir-akhir ini Dody ngerasa nggak nyaman dengan Mintje. Bukan karena Mintje tiba-tiba punya jari-jari tangan sebesar timun atau punggungnya tenyata bolong (Jiahhh...) tapi Mintje tiba-tiba suka jadi pemain sinetron. Awal muawal drama sebabak itu dari bejibunnya undangan buat Dody atau Mintje. Iya, undangan kawinan. Yang kata Dody udah mirip roadshow aja, building to building. Dan...in the middle of cuddle time, si Mintje minta dilamar. -_-

Nggak salah sih dalam setiap hubungan ada pertanyaan : Mau dibawa kemana hubungan kitaaa...? (Armada mode on) Tapi kemudian si Mintje melakukan sedikit intimidasi "Take it or leave it?" Hiyaaa...si Dody ketakutan. Yang saya sayangkan si Dody sepertinya lari kabur. Nggak balas bbm, nggak balas sms, dan telpon.

Dan tadi malam pertanyaan dody : "Gue musti gimana? Gue takut tapi gue nggak mau kehilangan mintje".

Dengan setengah ngantuk saya cuman bilang : "Dod, berhenti sebentar. bernafaslah pelan-pelan, dan pikirkan dengan jelas. Don't run. Talk it with her. Cari win-win solution dan kesepakatan bersama yang harus dihormati berdua".

Saya jadi bertanya-tanya, kenapa ya selalu timbul pelebelan kalo laki-laki sukar berkomitmen, sementara perempuan menuntut komitmen? atau benar kesimpulan ini :

"Wanita mengutamakan rasa ingin dicintai dan pria lebih butuh untuk dimengerti"



PS: Dear Mintje, he loves you so much.

Tidak ada komentar: