Selasa, 01 Juni 2010

Bunuh diri ini namanya

Saya kemarin membeli roti di sebuah toko franchise dengan logo biru dan ungu itu. Begitu pulang ke rumah dan dicoba, astaga...ini rasa kenapa begini beda. Setelah dicermati lagi, ternyata logo di pembungkusnya berganti. Mirip. Menghilangkan huruf "lyn" menggantinya dengan "e". Padahal itu counter ya tetap. Dugaan sementara, si pemilik counter tak memperpanjang hak franchisenya.

Tapi, apakah bijaksana cara itu?!

Memang, Johny Andrean dulu membeli franchise breadtalk lalu membuka JCO. Membeli franchise untuk belajar bisnis. Fair, jika kemudian lahir JCO yang walaupun sama-sama makanan tapi menghadirkan experience berbeda. Kalo kata creative junkies, nggak cuma differensiasi tapi juga experience berbeda. Nah, kalo ini? Mengganti logo, dimirip-miripkan, dengan rasa tambal sulam. Saya rasa ini pilihan bunuh diri. Jelas, saya sebagai konsumen udah nggak mau balik lagi ke counter itu. Saya sudah sadar kalo counter itu abal-abal.

Kebodohan-kebodohan macam begitu bukan saja nggak sesuai dengan etika bisnis. Tapi juga esensi bisnis itu sendiri. Emang bisnis cuman sapi perahan, menghasilkan rupiah, tapi saya yakin, semua bisnis dari yang beromzet milyaran rupiah sampai pak baso pinggir jalan pengennya bisnis yang stabil dan berekspansi.

Ya ya ya...pengalaman tadi membuat belajar. Bahwa cara itu nggak bener. Mencuri hak intelektual, think twice ya bo' ^_^

Tidak ada komentar: