Senin, 20 April 2009

Just another quarter-life-crisis

Kurang empat bulan lagi aku akan merayakan seperempat abad usia. Yup! Dua puluh lima tahun. Usia perak. Well, quarter-life-crisis.

Sebulan ini undangan nikahan menjadi banyak. Iya, selain buat aku pribadi juga ada kewajiban buat nemenin emak. Setelah pasang ring terakhir, papa nggak boleh nyetir untuk satu bulanan. Dengan terpaksa aku yang menemanin karena adikku lagi sibuk skripsi.

Biasalah. Kalau sudah begitu pertanyaan-pertanyaan standar basa-basi yang nyerempet-nyerempet masalah privacy. Seperti; “Sudah menikah?”, ‘Kapan menikah?” and many more. Bagiku sih, nggak masalah. Permasalahannya, saya punya pasangan yang sudah saya pacari genap lima tahun. Tapi kami itu penganut LDR lima tahun itu. Ngumpul satu kota cuman tujuh bulanan deh. Tapi saya dan abang bukan ketemu di dunia maya yang langsung tabrak. Kami teman semasa SMA. Saya kenal (banget) keluarga dia, begitu pula dia. Karena LDR itulah yang kenal ya cuman keluarga inti. Kakak saya aja nggak pernah ketemu. Almarhum nenek saya juga nggak pernah ketemu. Apalagi orang-orang yang cuman kenal gitu-gitu aja.

Lalu diantara teman atau kolega emak saya terncinta muncul statement : I am a lonely girls, nerd, jutekan, yang berakhir menjadi PERAWAN-TUA-NGGAK-LAKU- Ha ha ha…nggak tahu apa yang ada dibenak ibu saya. Please deh! Emang umur 25 itu old banget? Sampai harus segera menikah? Darling aja menikah umur 27. Kalo belum menikah di usia segitu, dunia bakalan kiamat?! Ya ya ya…terimakasih Tuhan, emak dan bapak saya itu bukan orang old school. Mbak saya juga menikah di usia mendekati tiga puluh dan mereka bahagia kok.

Ambil nafas!!! Being a woman in this country really hurts. Banyak kebijaksanaan yang dibuat atas pertimbangan male thinker.

Aku ceritakan statement ini ke abang. Lalu dia nyeletuk, “Sakit hati mana hayo dibilang istri simpanan?” Hahaha…Iya sih. Kalo ternyata ketika pernikahan itu datang dan kami masih harus tetap menjalani LONG DISTANCE MARRIAGE. Kedatangan abang yang cuman sebulan dua kali bisa diartikan aku istri simpanan. He he he…

Jadi kesimpulannya : Cuekin aja deh. Toh kita tidak diwajibkan membahagiakan banyak orang :p

3 komentar:

Ajeng Sueztika Constitusia mengatakan...

mending nikah di usia late 20 daripada nikah di early 20tp jd istri simpenan, atau lebih parah jadi istri siri.
Ah, Indonesia, katanya emansipasi tapi masih banyak statement yg mendiskreditkan wanita bahkan dari wanita itu sendiri

PRIMADIKA mengatakan...

Contohnya apa statement negatif itu? :p

a.k.a. Nez mengatakan...

Jangankan yg lajang. Wong yg udah nikah aja juga masih ditanyain anak :D
"jangan nunda anak lama-lama, nanti keterusan lho.."
"jangan nunda anak lama-lama, nanti kasihan kalian kebiasaan berdua aja.."

menurutku sih cuma basa-basi-busuk aja. So glad that I live far-far away... hi hi hi

Emang nasib kok. Belum lulus ditanya2in, belum kawin ditanya2in, belum "isi" ditanya2in. Tapi klo udah nenek peyot ga ditanya kapan mati ya? hehehe