Rabu, 15 Maret 2017

Gara-gara serial

Saya baru inget kejadian dua minggu yang lalu. Saya lagi ngga enak badan. Jadi siang itu saya giring nak-kanak mainan di dalam kamar saja. Ya biar saya bisa ngawasin sambil baringan. Saya nyalain TV, lupa channel apa, lupa serial apaan, pokoknya tentang justice. Pas adegan ditangkap, unfortunately nak-kanak jadi ikutan nyimak - ya ini repot 😑 - Mereka nyimak mungkin karena ada bayi nangis. Sampai kemudian Logan bertanya, 'kenapa Mah, ibunya ditangkap polisi?' 

Jadi ceritanya, ada single mom. Anaknya jatuh pas mencoba trantanan. Di bawa ke UGD. Nah, masalah bermula dari hasil pindai. Ternyata ada pendarahan yang dicurigai akibat baby shaken syndrome. Syndrome biasanya dari KDRT. Latar belakang si ibu yang muda, single mom karena pacarnya kabur pas tahu hamil, plus testimoni tetangga yang bilang anaknya sering nangis, dicurigai si ibu abuse anaknya. Jadi anaknya diambil dinas sosial dianggap tidak aman dalam membesarkan anak. Singkat cerita, ternyata bukan baby shaken syndrome, tapi karena cideranya pas kehamilan setelah dicek medical history nya. Dia boleh merawat anaknya sambil disalurkan ke sebuah organisasi yang nolong single mom muda. 

Pas Logan nanya gitu, aku jawab karena mamanya dianggap membahayakan nyawa anaknya makanya anaknya diasuh orang lain. Pas jawab begitu hati saya.... 


Kondisi sang ibu yang struggled tapi judgements dari orang lain yang bikin dia dan anaknya berpisah. Gimana kalo itu kejadian sama saya? Naudzubilah. Dianggap ibu yang membahayakan nyawa anaknya. Hiks! Tapi bagus juga ya kalo ada sistem yang melindungi anak-anak begitu. Karena to be honest, issue mental health Sepertinya masih tabu. Glad to know WHO (World Health Organizations) promote tentang mental health. 


Semoga kekerasan terhadap anak-anak bisa zero dan kesehatan mental kita semakin baik. Ah, masak? Kalo keseringan posting hoax, sehat apa ngga? #Eh

Tidak ada komentar: