Membaca status ini menjadi lega. Hehehe....
Selepas kami memiliki anak (dua), saya dan suami memang tidak lagi fleksible pergi perginya. Melihat dulu apakah nyaman untuk anak dan orangtua. Datang ke pernikahan, wisata, lebih-lebih pengajian. Untuk menghormati undangan biasanya salah satu dari kami yang datang. Mengapa begitu? Ya seperti yang dikatakan status pak Dono, anak dan acara formal kurang match dan kami ngga punya pengasuh/family yang dititipi kalo mau pergi berdua tanpa anak-anak. Anak-anak saya bisa jinem -tenang-, hanya 30 menit pertama dan saat menyantap hidangan. Sisanya, happy running here there, buka ini, itu, memuaskan rasa penasarannya.
Resepsi di Manado modelnya meja. Hadirin duduk sesuai nama dan acara mulai pembukaan sampai penutupan. Kalo model datang, salaman, makan, pulang, kami masih cope with it. Walau ya ngga semua gubuk bisa dicoba 😜
Wisata, kami juga memilih-milih yang ramah anak. Kalau musti lewat laut lepas, ya ngga aja. Pengajian?! Hahaha.... Saya sendiri kurang nyaman jika mendengar tausiah tapi ada yang lari-lari, berisik, rebutan, dan lengkingan tangis. Jadi, sebelum mengganggu orang, lebih baik menunggu anak agak besaran.
Keputusan ini tidak sedikit yang menganggapnya sebagai 'nggak mau bersosialisi'. Hehehe :p Dan diikuti dengan kata, 'maklumlah kalo anak-anak ngga bisa tenang'. Hahaha...masak sih?! :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar