Dark Girls. Film dokumentari karya Bill Duke dan D. Channsin Berry ini mengungkap tekanan perempuan afrika selatan untuk memiliki kulit putih sebagai representasi kecantikan seorang perempuan. Saya raya nggak cuma di Afrika selatan, sih. Di Indonesia juga, kan? Kan? Takut sama sinar matahari karena takut item bukan takut ancaman kanker kulit :p
Produk 'pencerah kulit' di sini buanyakkk banget. Tahun lalu saya baca survey, lupa di majalah apa, marketing or mix, kalo di Taiwan, Hongkong, Korea selatan, Philipina, Malaysia, include Indonesia, 60% perempuannya menggunakan produk pencerah kulit dan mengabaikan sunscreen *meringis* Sayangnya, 70% lelaki di negara yang di survey itu, laki-lakinya menyukai perempuan berkulit putih. Budaya perempuan cantik harus berkulit putih memang melekat sih, ya. Yang menakutkan dari persepsi ini, lalu gelap mata pake zat kimia berbahaya macam merkuri, hydroquinone, tretioin dan zat ilegal lainnya.
Duke, si sutradara sih maksudnya...."it's not about skin color but it's all about self esteem". Yup, kalo memang garis ras menggariskan sawo matang ya...mau gimana lagi. Asalkan bersih, sehat, dan cerah (bukan putih tapi GAK KUSEM). Pernah lihat foto di bawah ini :
Pic From Here |
Pipi sebelah kiri nampak tua, keriput, sedangkan yang lain lebih baik. Dia itu supir truk. Pipi kirinya terekspos matahari dari kaca jendela dibanding pipi satunya. So? kayanya foto tersebut cukup mewakili kenapa kita harus memakai sunscreen setiap hari. In addition to looking older, we also don’t want to get skin cancer, right?
Tingkat ketahanan kulit tiap orang tentunya berbeda, jadi lebih aman
untuk memakai ulang sunscreen setelah beberapa jam. Walaupun cuaca tidak
panas dan masih berada di dalam ruangan, kita tetap perlu memakai
sunscreen sebagai perlindungan untuk kulit yang maksimal. Daripada ribut rempong nemplokin crem biar putih seputih bintang Korea padahal takdirnya sawo mateng, lebih baik segera rutin pake sun screen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar