Jumat, 20 Desember 2013

Fear(less)

Pic From Here
Semenjak jadi ibu saya itu sudah jauh dari kesan fearless. Udah nggak pernah lagi sih baca Cosmopolitan - Yang punya tagline Fun Fearless Female, masih nggak sih tagline-nya?-, bacaannya udah ganti Ayah Bunda, Parenting, Parents, mother & baby :)) Saya lebih berhati-hati. Dalam memilih makanan, dalam berkendara, pokoknya maleslah nyoba-nyoba segala sesuatu yang tidak bisa terukur dampaknya. Petualangan? Uhm....nggak pake-pake deh.

Tapi yang paling jadi nggak nyaman, saya itu gampang takut. Takut air PAM mati, takut listrik mati, takut keadaan yang nggak ramah anak, takut fasilitas kesehatan yang buruk, takut susah nyari segala macam service. Kalo dipikir-pikir maunya hidup nyaman. Uhm....iya. Air kran menyala dengan bersih, listrik yang 24/7, kota yang tertib-teratur, lingkungan rumah yang lancar drainase-nya, nyari tukang Elpiji gampang - habis telpon langsung dikirim, ntah itu hari minggu sekalipun -, nyari service AC, TV, TV kabel bla bla gampang, Sinyal ada, Rumah sakit ada dokternya dan kompeten, sekolah yang representatif dan masih banyak lagi. Intinya, saya gamang pindah (kembali) ke luar jawa. Keadaannya beda. Dulu kalo listrik mati lebih dari 4 jam yaaaa....segala macam pekerjaan rumah yang berhubungan dengan listrik dihentikan. Dikerjakan nanti. Selama listrik mati, tidur. Air mati, ya udah nggak mandi, nggak nyuci, pokoknya ada air buat ke belakang. Nggak ada tukang Elpiji jualan....ya udah 3 kali sehari jajan. Saluran air mampet dan tukang baru datang 2 hari, ya dihadapi dengan tabah. Rumah sakit dengan fasilitas minim? Jaga kesehatan dan doa banyak semoga ga perlu berkunjung ke dokter. And I can't do that anymore. Segala macam fasilitas 'super' itu sangat diperlukan untuk mempermudah hidup.... memperpanjang sabar..... memperpanjang kewarasan..... memperpanjang umur. Permintaan saya terlalu berlebihan? Mungkin. Btw, saya nggak minta ada mall, ya!!! Asalkan ada toko yang lengkap. Mo beli lilin gampang, mo beli telur gampang, mo beli daging halal gampang.

Kadang saya menghibur diri, ah....manusia-manusia yang dulu dibesarkan di tempat terpencil juga bisa jadi rockstar di jaman sekarang. Ligwina Hananto besar di Sorowako, Mas Tuhu Nugraha besar di Sorong, kakak Dimas Novriandi besar di ...eh, kamu besar dimana sih kak? :p Dan mostly peran ibu mereka besar sekali. Terberkatilah ibu-ibu mereka. Can I do that?

Saya juga mengumpulkan keberanian dengan membaca blog Lativa. Yes, dia juga anak kota yang mengikuti suami ke Sanggata Kalimantan. Oh, mama Dylan and Kasbian you are rock. Atau blog nyonyah sepatu yang pindah ke Medan - aslinya orang Medan tapi lama nggak tinggal di Medan, sekarang malah di USA- yang cerita banyak soal lampu mati tiada bertepi maupun traffic yang bikin bunuh diri. 

In the end, saya coba pasrah. Menghadapi apa yang harus dihadapi. Saya hanya mengimani, segalanya terbaik buat saya dan keluarga. Berjuta doa keinginan terucap. Tinggal di tempat yang aman, nyaman, bersih, mudah. Mungkin tidak sekarang, tapi saya yakin Sang Maha Tahu akan menggenapi.

Tidak ada komentar: