Blah! Akhir minggu lalu saya disuguhi pemandangan tragis :( Kucing jantan memakan anaknya sendiri yang masih merah. Lalu ntah karena itu si kucing betina jadi semacam 'baby blues' nggak mau nyusui anaknya. Mendekat saja tak mau. Cenderung cuek.
Sebenarnya lumrah sih kanibalisme terjadi di dunia perbinatangan. Apalagi di kalangan kucing liar jalanan.
Dari googling sana sini kusimpulkan bahwa, Induk kucing membunuh anaknya sendiri adalah kejadian yang
sangat langka sekali, karena pada dasarnya insting induk kucing adalah
melindungi anaknya. Namun pada beberapa kasus hal ini tetap bisa saja
terjadi. Ada beberapa alasan mengapa induk kucing sampai tega membunuh anaknya. Berikut ini adalah beberapa alasan :
Beberapa kucing mungkin hamil terlalu dini ketika naluri keibuannya
belum matang sepenuhnya. Dalam kasus ini induk kucing membunuh anaknya
karena kebingungan, karena suara si anak kucing justru membangkitkan
naluri berburunya.Selain itu, Si induk kucing mungkin memiliki naluri yang sangat kuat untuk menebak
apakah anak kucingnya tersebut memiliki tubuh yang dapat bertahan hingga
tumbuh dewasa atau tidak. Jika menurutnya, si anak kucing memiliki
tubuh yang lemah dan kemungkinan bertahan hidupnya sangat kecil, maka
dia akan membunuhnya karena tidak ingin buang-buang air susu untuk
anaknya yang tidak punya harapan hidup. Bahkan terkadang ada yang memakan
anaknya sendiri untuk memulihkan tenaganya dan berharap kelak dapat
melahirkan anak dengan kondisi yang lebih sehat. *mewek*
Terkadang anak kucing mati sendiri setelah beberapa menit dilahirkan.
Dalam kasus ini si induk kucing mungkin akan memakan bangkai anaknya
tersebut dengan alasan agar tidak memancing datangnya predator yang
mungkin mengancam anaknya yang lain. Atau bisa juga demi mensterilkan
tempat tinggalnya, agar bangkai anak kucingnya yang mati tersebut tidak
menularkan penyakit kepada anak-anaknya yang lain.
Seperti yang kita tahu, induk kucing yang baru melahirkan biasanya akan
berpindah-pindah tempat tinggal untuk menjauhkan anak-anaknya dari
predator. Namun jika dia sudah berpindah beberapa kali dan berpikir
tidak ada lagi tempat yang aman untuk mereka, mungkin si induk kucing
akan membunuh anaknya karena dia tahu kesempatan mereka untuk bertahan
hidup sangat mustahil. Atau yang lebih sering terjadi adalah si anak
kucing tanpa sengaja terbunuh saat si induk kucing membawanya pindah
rumah.
Alasan lainnya adalah, pada saat anak kucing baru saja lahir, anakan
tersebut sudah disentuh oleh orang asing. Sehingga si induk tak lagi
mengenali bau anaknya tersebut sudah tercampur dengan bau orang
asing yang menyentuhnya. Oleh karena itu sering terjadi si anak kucing
mati terinjak atau tidak terawat karena induk mereka mengira dia bukan
anaknya. *Nah, ini mungkin yang kejadian sama kami* Lain halnya sama si jantan. Dia memang nggak punya sense of belonging. Jadi bisa makan anaknya sendiri hidup-hidup. Blah! Kerjanya cuma tebar-tebar benih saja. Cuihhh!
Lain cerita dengan keluarga kucing lainnya, yakni Singa (Panthera Leo) di kebun binatang Afrika. Membuat saya sedikit tercengang. Singa yang
sering berburu adalah singa yang berbulu tengkuk pendek alias singa betina. Singa betina memang “pekerja yang sangat keras” di
mana dari melahirkan, “membesarkan” anak-anaknya hingga berburu semuanya
dilakukan oleh singa betina. Sementara singa jantan hanya
bermalas-malasan saja kerjanya (enak ya jadi singa jantan!!). Bulu tengkuk yang panjang pada singa jantan memang membuat singa
jantan jikalau berlari kencang dan lama akan membuat tubuh menjadi lebih
cepat panas, oleh karena itu secara alamiah singa jantan memang tidak
cocok untuk berburu. Begitulah secara “takdir” alam telah menciptakan
singa betina untuk mengerjakan semuanya dari melahirkan anak hingga
berburu mencari makan. *See, perempuan berbintang Leo itu kuat. Ngok!*
Nah, ketika si betina berburu, jikalau ia mempunyai anak, ia akan
‘menitipkannya’ kepada anggota kawanan singa lainnya termasuk si jantan.
Walaupun tentu saja di antara singa pertanggungjawaban keselamatan si
anak yang dititipkan tidak pernah bisa dijamin. Nah, ketika para betina
sudah mendapatkan buruannya berupa kijang atau binatang-binatang
lainnya, biasanya para betina membagi buruannya kepada si anak dan si
jantan. Masalah selesai?? Tidak! Terkadang si jantan mengusir si betina
dan anak-anaknya dan hasil buruan si betina hanya boleh dimakan oleh si
jantan. Yang dilakukan si betina tentu bukan marah-marah dengan
percakapan a la sinetron: “Dasar lu lelaki bisanya cuma makan doang!”. Yang dilakukan si betina dan
anak-anaknya hanya menunggu si jantan selesai makan lalu baru sisanya
dimakan oleh si betina dan anak-anaknya. Atau bisa jadi juga si betina
akan mencari buruan lagi untuk dimakannya. Walau begitu, tentu tidak ada
dendam si betina kepada si jantan, besoknya si betina akan berburu
lagi, dan hasil buruannya lagi-lagi akan dibagi kepada si jantan, dan
kemungkinannya juga si betina akan diusir lagi. Begitulah seterusnya…. Oh malangnya jadi singa betina….
Bukan itu saja…… terkadang jikalau singa jantan lagi pedekate (pendekatan) sama seekor singa betina dan jikalau si singa betina itu punya anak, biasanya si singa betina ogah dipedekatein
sama si jantan. Hal tersebut karena si betina sangat melindungi
anak-anaknya dari binatang-binatang buas lainnya termasuk dari
singa-singa lainnya sendiri. Nah, agar si jantan bisa pedekate
sama si betina, tak segan-segan biasanya si jantan membunuh anak-anak si
betina. Biasanya si betina akan melindungi anak-anaknya jikalau
anak-anaknya diserang oleh seekor singa jantan. Namun hasilnya jarang
yang sukses. Walaupun si betina sudah setiap hari latihan berburu, namun
tetap saja biasanya si singa betina selalu gagal melindungi
anak-anaknya manakala mereka diserang oleh seekor singa jantan. Karena
memang pada kenyataannya singa jantan memang jauh lebih kuat daripada
singa betina. Namun, namanya juga binatang, ketika anak-anak si betina
sudah berhasil dibunuh oleh si jantan, si singa betina relatif cepat
melupakan kematian anak-anaknya, bahkan seringkali si betina akhirnya
malah mau dipedekatein oleh si jantan *Tepok jidat*
Ya sudahlah ya...biarkan mereka dengan dunianya. Jadi, karena kita manusia diharapkan para lelakinya bertanggung jawab lahir batin terhadap istri dan anak-anaknya. Ya kan, sodara? Btw, maaf ya para pencinta kucing kalo ada yang salah dengan tulisanku.
Meng-update kabar masak memasak selama ramadhan, daku baru nambah 2 masakan saja *menunduk lesu*. Yaaa....habisnya banyak yang ater-ater makanan. Lha kalo ik masak lagi mubadzir dong :p Alesan!
Ikan kembung masak rica. Opo iku? Ikan dibalurin cabe....Oh.... --" |
Bubur mutiara....dengan gambar mblawur |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar