Senin, 15 Juli 2013

Isengnya panjang deh

Blah! Akhir minggu lalu saya disuguhi pemandangan tragis :( Kucing jantan memakan anaknya sendiri yang masih merah. Lalu ntah karena itu si kucing betina jadi semacam 'baby blues' nggak mau nyusui anaknya. Mendekat saja tak mau. Cenderung cuek. 

Sebenarnya lumrah sih kanibalisme terjadi di dunia perbinatangan. Apalagi di kalangan kucing liar jalanan.

Dari googling sana sini kusimpulkan bahwa, Induk kucing membunuh anaknya sendiri adalah kejadian yang sangat langka sekali, karena pada dasarnya insting induk kucing adalah melindungi anaknya. Namun pada beberapa kasus hal ini tetap bisa saja terjadi. Ada beberapa alasan mengapa induk kucing sampai tega membunuh anaknya. Berikut ini adalah beberapa alasan :

Beberapa kucing mungkin hamil terlalu dini ketika naluri keibuannya belum matang sepenuhnya. Dalam kasus ini induk kucing membunuh anaknya karena kebingungan, karena suara si anak kucing justru membangkitkan naluri berburunya.Selain itu, Si induk kucing mungkin memiliki naluri yang sangat kuat untuk menebak apakah anak kucingnya tersebut memiliki tubuh yang dapat bertahan hingga tumbuh dewasa atau tidak. Jika menurutnya, si anak kucing memiliki tubuh yang lemah dan kemungkinan bertahan hidupnya sangat kecil, maka dia akan membunuhnya karena tidak ingin buang-buang air susu untuk anaknya yang tidak punya harapan hidup. Bahkan terkadang ada yang memakan anaknya sendiri untuk memulihkan tenaganya dan berharap kelak dapat melahirkan anak dengan kondisi yang lebih sehat. *mewek*

Terkadang anak kucing mati sendiri setelah beberapa menit dilahirkan. Dalam kasus ini si induk kucing mungkin akan memakan bangkai anaknya tersebut dengan alasan agar tidak memancing datangnya predator yang mungkin mengancam anaknya yang lain. Atau bisa juga demi mensterilkan tempat tinggalnya, agar bangkai anak kucingnya yang mati tersebut tidak menularkan penyakit kepada anak-anaknya yang lain.

Seperti yang kita tahu, induk kucing yang baru melahirkan biasanya akan berpindah-pindah tempat tinggal untuk menjauhkan anak-anaknya dari predator. Namun jika dia sudah berpindah beberapa kali dan berpikir tidak ada lagi tempat yang aman untuk mereka, mungkin si induk kucing akan membunuh anaknya karena dia tahu kesempatan mereka untuk bertahan hidup sangat mustahil. Atau yang lebih sering terjadi adalah si anak kucing tanpa sengaja terbunuh saat si induk kucing membawanya pindah rumah.

Alasan lainnya adalah, pada saat anak kucing baru saja lahir, anakan tersebut sudah disentuh oleh orang asing. Sehingga si induk tak lagi mengenali bau anaknya tersebut  sudah tercampur dengan bau orang asing yang menyentuhnya. Oleh karena itu sering terjadi si anak kucing mati terinjak atau tidak terawat karena induk mereka mengira dia bukan anaknya. *Nah, ini mungkin yang kejadian sama kami* Lain  halnya sama si jantan. Dia memang nggak punya sense of belonging. Jadi bisa makan anaknya sendiri hidup-hidup. Blah! Kerjanya cuma tebar-tebar benih saja. Cuihhh!

Lain cerita dengan keluarga kucing lainnya, yakni Singa (Panthera Leo) di kebun binatang Afrika. Membuat saya  sedikit tercengang. Singa yang sering berburu adalah singa yang berbulu tengkuk pendek alias singa betina. Singa betina memang “pekerja yang sangat keras” di mana dari melahirkan, “membesarkan” anak-anaknya hingga berburu semuanya dilakukan oleh singa betina. Sementara singa jantan hanya bermalas-malasan saja kerjanya (enak ya jadi singa jantan!!). Bulu tengkuk yang panjang pada singa jantan memang membuat singa jantan jikalau berlari kencang dan lama akan membuat tubuh menjadi lebih cepat panas, oleh karena itu secara alamiah singa jantan memang tidak cocok untuk berburu. Begitulah secara “takdir” alam telah menciptakan singa betina untuk mengerjakan semuanya dari melahirkan anak hingga berburu mencari makan. *See, perempuan berbintang Leo itu kuat. Ngok!*

Nah, ketika si betina berburu, jikalau ia mempunyai anak, ia akan ‘menitipkannya’ kepada anggota kawanan singa lainnya termasuk si jantan. Walaupun tentu saja di antara singa pertanggungjawaban keselamatan si anak yang dititipkan tidak pernah bisa dijamin. Nah, ketika para betina sudah mendapatkan buruannya berupa kijang atau binatang-binatang lainnya, biasanya para betina membagi buruannya kepada si anak dan si jantan. Masalah selesai?? Tidak! Terkadang si jantan mengusir si betina dan anak-anaknya dan hasil buruan si betina hanya boleh dimakan oleh si jantan. Yang dilakukan si betina tentu bukan marah-marah dengan percakapan a la  sinetron:  “Dasar lu lelaki bisanya cuma makan doang!”. Yang dilakukan si betina dan anak-anaknya hanya menunggu si jantan selesai makan lalu baru sisanya dimakan oleh si betina dan anak-anaknya. Atau bisa jadi juga si betina akan mencari buruan lagi untuk dimakannya. Walau begitu, tentu tidak ada dendam si betina kepada si jantan, besoknya si betina akan berburu lagi, dan hasil buruannya lagi-lagi akan dibagi kepada si jantan, dan kemungkinannya juga si betina akan diusir lagi. Begitulah seterusnya…. Oh malangnya jadi singa betina….

Bukan itu saja…… terkadang jikalau singa jantan lagi pedekate (pendekatan) sama seekor singa betina dan jikalau si singa betina itu punya anak, biasanya si singa betina ogah dipedekatein sama si jantan. Hal tersebut karena si betina sangat melindungi anak-anaknya dari binatang-binatang buas lainnya termasuk dari singa-singa lainnya sendiri. Nah, agar si jantan bisa pedekate sama si betina, tak segan-segan biasanya si jantan membunuh anak-anak si betina. Biasanya si betina akan melindungi anak-anaknya jikalau anak-anaknya diserang oleh seekor singa jantan. Namun hasilnya jarang yang sukses. Walaupun si betina sudah setiap hari latihan berburu, namun tetap saja biasanya si singa betina selalu gagal melindungi anak-anaknya manakala mereka diserang oleh seekor singa jantan. Karena memang pada kenyataannya singa jantan memang jauh lebih kuat daripada singa betina. Namun, namanya juga binatang, ketika anak-anak si betina sudah berhasil dibunuh oleh si jantan, si singa betina relatif cepat melupakan kematian anak-anaknya, bahkan seringkali si betina akhirnya malah mau dipedekatein oleh si jantan *Tepok jidat
Ya sudahlah ya...biarkan mereka dengan dunianya. Jadi, karena kita manusia diharapkan para lelakinya bertanggung jawab lahir batin terhadap istri dan anak-anaknya. Ya kan, sodara? Btw, maaf ya para pencinta kucing kalo ada yang salah dengan tulisanku.

Meng-update kabar masak memasak selama ramadhan, daku baru nambah 2 masakan saja *menunduk lesu*. Yaaa....habisnya banyak yang ater-ater makanan. Lha kalo ik masak lagi mubadzir dong :p Alesan!

Ikan kembung masak rica. Opo iku? Ikan dibalurin cabe....Oh.... --"


Bubur mutiara....dengan gambar mblawur

Tidak ada komentar: