Me: Hi Dad! Are you ok?
Pak Naryo: *menggeleng*
Me: Ga enak badan?
Pak Naryo: Nggak. *lalu dia berdehem* Gimana rasanya kehilangan seorang ibu?
Me: Eh?! Kok gitu ngomongnya. Kenapa?
Pak Naryo: Kita tinggal sama mbah yang sudah tua. Suatu saat, itu akan tiba. Cuma kita nggak pernah tahu.
Pak Naryo: *menggeleng*
Me: Ga enak badan?
Pak Naryo: Nggak. *lalu dia berdehem* Gimana rasanya kehilangan seorang ibu?
Me: Eh?! Kok gitu ngomongnya. Kenapa?
Pak Naryo: Kita tinggal sama mbah yang sudah tua. Suatu saat, itu akan tiba. Cuma kita nggak pernah tahu.
*Kami saling diam*
Me: Pasti, saat itu tiba terasa sakit hati ini
Pak Naryo: *mengangguk* 65 tahun. Cuma dia orangtua yang aku kenal.
Pak Naryo: *mengangguk* 65 tahun. Cuma dia orangtua yang aku kenal.
*Pak Naryo memelukku. Aku pun memeluknya. Dan tak terasa ada anak sungai membasahi pipi ini*
I love you, Pa
Setua apapun kita. Ibu selalu ada di hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar