Rabu, 22 Mei 2013

Because I love you



Beberapa hari yang lalu saya menjemput pak Naryo di Husada Utama karena sopirnya sakit perut dan pak Naryo ditinggal. Hehehe…kece ya sopirnya, bukannya dia yang pulang naik kendaraan umum malah ninggal majikannya. Berhubung saat itu hujan dan jam pulang kantor maka pak Naryo menduga akan kesulitan nyari taksi dan sebagai anak yang manis saya jemput beliau. Cieee….manis!!!

Sampai di sana beliau masih nunggu di ruang farmasi. Saya memilih nunggu di lobi sambil pesan jus. Nah, pas di lobi saya ketemu sebuah keluarga yang dulu pernah satu kamar rawat inap sama pak Naryo. Pak Naryo ngecek sten-nya, si bapak operasi bypass karena jantung koroner. Ternyata  si bapak siang tadi berpulang karena serangan jantung dan anaknya mengurus administrasinya.

Umur manusia hanya Allah Yang Tahu.

Tapi…..manusia butuh ikhtiar, bukan? Ya, salah satu bentuk syukur pada Sang Pencipta dengan merawat kesehatan.

Ini yang mau saya tulis. Sisi keluarga pasien .

Bukan bermaksud tidak ikhlas melepaskan bapaknya. Mbak R ini menyayangkan kebandelan bapaknya. Bapaknya siang itu mengeluh sesak nafas dan dada seperti ditusuk setelah makan kambing oven. Saya menghela nafas panjang. Sakit itu sungguh tidak enak. Musti bisa menahan diri, nggak boleh makan ini itu dengan sembarangan. Nah, walau bapaknya mbak R ini sudah operasi bypass tapi rupanya enggak diet. Kambing, paru, bebek masih disantap lahap.

Well, saya merasakan betapa mbak R menyesali kebandelan bapaknya. Bukan saja operasi bypass itu menguras kantong keluarga, tapi nungguin keluarga di ruang ICU juga dag dig dug. Sport jantung. Lelah. Sangat lelah kalo kita nungguin keluarga sakit. Apalagi sakitnya berat. Lelah nggak hanya fisik tapi juga emosional. Saya sendiri mengalaminya ketika nenek dan tante operasi kanker. Tiap dipanggil dokter dari balik pintu ICU itu hati ini seperti mau copot. Takut berita buruk yang dibawa perawat L

Dan warning buat saya. Bisa aja saya careless sama kolesterol saya, tapi ada suami, anak, mama, papa yang harus saya jaga hatinya biar nggak buat mereka cemas.

In the end, semoga bapaknya mbak R dilapangkan jalannya.

Tidak ada komentar: