Teruntuk kamu yang semalam me-bbm-ku dan mengatakan kamu rindu.
Iya, aku juga merindukanmu.
Teruntuk kamu yang siang ini me-bbm-ku dan bilang kamu lagi menangis.
Aku lupa dapat gambar ini darimana |
Siang ini, di tempat aku berada sedang hujan deras. Sayup-sayup terdengar riuh sekolah minggu di ujung gang. Seandainya aku ada di sana. Bukan, aku bukan ahli strategi yang bisa membantumu mengurai tekanan-tekanan ini. Tapi paling tidak aku bisa membawakanmu coklat atau ice cream Buavita sambil melakukan stand-up comedy. Dan itu semua diakhiri dengan tawa lepas, menertawakan emosi kita yang terkuras oleh kepentingan - kepentingan yang mirip benang kusut ini.
Aku menghela nafas panjang. Aku yakin kamu akan baik-baik saja. Biarkan saja masalah ada, tapi kita tetap akan berselancar menikmati ombaknya. Seperti kamu ucapkan di-bbm, "Ini pengalaman berharga buatku". Aku rasa tidak saja buatmu. Aku, di sini yang mendengar beragam sisi pun belajar. Mempelajari setiap sisinya, agar tak salah lagi ketika menggunting, melipat hingga menjadi kubus kehidupan.
Teruntuk kamu,
Jangan kuatir. Itu kan yang kau ucapkan ketika tiba-tiba aku dilanda kepanikan di sudut ruangan. Itu pun yang akan kuucapkan. Jangan kahwatir. Masih ada pelangi habis hujan. Warna-warni merona terukir penuh harapan. Kita berdua akan baik-baik saja. Walau tak berdampingan tapi doa akan selalu terukir.
Sudah selesaikah tangisanmu?
Aku harap sudah.
Hari semakin siang, sekolah minggu di ujung gang pun telah usai, namun hujan tak kunjung reda di sini. Akan kutunggu hingga senja. Atau kalo tidak, esok pagi akan reda. Coba saja lihat. Ketika hujan telah reda, langit nampak lebih cerah. Ketika tangisanmu usai, binar ceria yang akan nampak.
Teruntuk kamu,
Jaga dirimu. Nanti kita akan kembali bertemu melepas rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar