Semua orang pada tahu kan kalo gambar di atas namanya troli alias kereta belanja. Kalo kita ke hipermarket, kereta macam begini sangat jamak ada. Semalam, saya dan panitia SUPERBAS sedang packing persiapan untuk hari ini. Dengan berbekal ijin dari pihak ITC maka kami dipinjami troli. Namun sayang, tiba-tiba ada troli boy -orang yang ngumpulin troli di saat mal udah tutup- datang dan meminta kembali. Awalnya, panitia yang mayoritas ibu-ibu keukeh mempertahankan itu troli.
Tapi begitu troli boy bilang : Ini hari senin bu. Kalo hitungan nggak tepat kami para troli boy harus ganti itu troli *si mas dengan suara tercekat*.
Bu Fat : Emang pernah ada yang hilang?
Troli Boy : Iya. Pernah bu.
Deg! Bukan karena saya pernah nyuri troli *amit-amit*, tapi saya pernah melihat orang memiliki troli belanja begitu di rumahnya dengan brand pusat perbelanjaan menempel di gagangnya. Ntah darimana orang tersebut mendapatkannya.
Semalam perjalanan pulang saya berpikir. Apa iya, untuk sebuah kesenangan diri, kita harus mengorbankan orang lain sebagai tumbalnya? Hanya demi mempermudah kalo ater-ater, punya troli, tapi ada orang lain yang harus dipotong gajinya untuk mengganti. Semoga kita bukan golongan begitu. Malah kita bisa menjadi berkat untuk sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar