
Saya itu punya ketertarikan dengan dunia perbinatangan. Menarik aja mengamati tingkah laku binatang yang kadang mirip dengan manusia. Animal instinc. Nah, karena itu lumayan sering teman-teman 'berkonsultasi' tentang perbinatangan. Dan yang lucu kemarin ketika mbak L sms bertanya soal BUAYA dan LEBAH.
Iya, buaya. Kenapa tiap ada laki-laki mata keranjang suka mempermainkan perempuan selalu dibilang : Dasar lelaki buaya! Kasian amat nasib buaya yang difitnah. Padahal buaya itu binatang setia. Buaya jantan pada saatnya akan memilih seekor buaya betina untuk dikawini. Pada musim kawin selanjutnya, buaya jantan itu akan kembali lagi kepada buaya betina yang dipilihnya pada musim lalu, dan musim selanjutnya, dan seterusnya.
Selain itu, ketika buaya betina sedang mengandung, maka buaya jantan yang akan pergi berburu lebih sering, dan membawa hasil buruannya ke daerah buaya betina itu bersarang. Ketika buaya betina itu sedang menetaskan telur-telurnya, buaya jantan itu akan berjaga-jaga tidak jauh dari sarang itu berada. Mungkin itu sebabnya kenapa pada pernikahan adat betawi, roti buaya selalu diikut sertakan. Lambang kesetian.
Lain lagi cerita si lebah. Mereka hidup mengikuti sebuah tatanan yang sangat rapi dengan sistem pembagian tugas yang jelas. Tiap jenis lebah menjalankan peran dan fungsi masing-masing sehingga menghasilkan sebuah harmonisasi kehidupan koloni mereka. Setiap jenis lebah mempunyai tugas masing-masing, semua bekerja sesuai proprosinya, tidak ada yang saling iri, saling dengki atau benci satu sama lain. Lebah Ratu adalah pimpinan tertinggi dan pusat dalam struktur organisasi koloni lebah. Dengan ukuran tubuh paling besar di antara anggota koloni, ratu merupakan satu-satunya lebah betina dalam sarang yang berkembang biak. Lebah Pekerja adalah lebah betina yang mandul, tidak bisa berkembang biak. Tugasnya hanya bekerja, mencari nektar sebagai bahan membuat madu, membuat rumah, membersihkan rumah dari sarang yang menggangu, menjaga ratu, dll. Semua pekerjaan dikerjaan oleh lebah pekerja. Lebah jantan tugasnya ”hanyalah” menyumbang sperma, alias kawin dengan sang ratu yang memang memiliki sifat poliandri (banyak suami). Setelah melaksanakan tugas kawin dengan sang ratu, lebah jantan biasanya mati. Lebah jantan ini jumlah populasinya paling kecil dalam koloni dan tak punya kewajiban bekerja. Jadi lebah jantan hanya “Nganggur ngethekur” menunggu untuk memberikan sperma nya pada lebah ratu.
Lalu teman yang berkonsultasi itu bilang : Pantas saja si lebah jantan itu setia, ga bisa tebar-tebar sperma seenaknya. Lha, habis kawin langsung tewas :p
Saya bilang : Mudah-mudahan lebah tidak berfikir untuk jadi hombreng ^_^
3 komentar:
kebudayaan betawi-pun mengadopsi kelakuan buaya yang setia ini dalam ritual perkawinan.
bentuk adopsi itu adalah disertakannya roti buaya (roti dengan bentuk buaya, biasanya dengan ukuran yang cukup besar) dalam hantaran kepada pihak perempuan.
buaya diyakini memiliki kesetiaan, sabar, dan mudah menerima makanan apapapun (besar ataupun kecil). nah...sifat2 inilah yg diharapkan atau ideal bagi laki2 dalam kehidupan rumahtangga.
demikian sekedar tambahan :D
ps: nice post
terimakasih tambahannya
Trus, kalo lelaki Betawi yg banyak istri atau doyan kawin, berarti dulu pas ngelamar calon bininya gk bawa kue buaya kali......
Posting Komentar