Pagi-pagi sudah 'diganggu' sms dari seorang ABABIL yang bermasalah sama kekasihnya. Ini bukan kali pertama dia melakukan kebodohan. Yups! Bagiku ini bodoh. Dia nekat ke Jakarta untuk menyelesaikan masalah ini. Si laki-laki memutuskan adanya ketidak cocokan hingga akhirnya lebih baik jalan sendiri-sendiri. So klise sih...tapi saya sebagai pengamat menganggap itu wajar, lumrah. Toh, hubungan mereka belum lama. Jadi cinta pandangan pertama, hanyalah kekaguman. Ketika mendaki ternyata terjalnya jalan tak hanya dapat dilalui dengan bergandeng tangan...ya sudah, lebih baik pisah (secara) baik-baik.
Ke Jakarta menjadi seorang yang bodoh, nekat, dan nggak penting banget aksi hero(in)nya, karena dia nggak punya plan, tiket juga nggak di tangan. Dan...jalanan di Jakarta nggak ramah buat pendatang, bukan?! Ditambah kekalutan yang tidak mendasar.
Nasehat saya tadi : "Ngapain sih lo nyiksa diri??? Layak kok dapet yang lebih baik".
Memang kecenderungan cinta itu membodohkan. Tiba-tiba saja ke-aku-annya ilang, menjadi pemaaf dan lebih permisif.
Bagaimana dengan anda?
1 komentar:
hahaha, jangan gitu prim :)
aku juga pernah melakukan hal yang sama lho. Kira-kira 7 bulan lalu. Sama kasusnya, tentang seorang pria. He was cheating on me... Tapi mungkin bedanya ada di result.
Bukan karena cinta mati, bukan karena rasa kehilangan, tapi memang GENGSI-lah yang mendominasi. mana rela aku 'dikalahkan' oleh seorang wanita yang istilanya -maaf- 'lebih rendah' harkat dan martabat daripada aku.
So i come there, and claim him dengan arogannya. And..., HE CHOSE ME. Hahahaha... Bisa dibilang sweet revenge, karena setelah itu ia membeberkan 'kisah terlarangnya' dengan wanita itu (yang ternyata temannya sendiri) di forum pertemanan mereka. Seluruh dunia pun tahu, kisah yang memalukan itu. Merasa terhina, wanita itu memutuskan untuk menghilang dari kehidupan sang lelaki. Tanpa sekalipun berani mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapanku face-to-face...
Well, the problem already solved. Wanita itu di-cap buruk, sang lelaki telah cukup dikucilkan, dan yang paling hebatnya... ia sampai hari ini masih 'bertekuk lutut' di hadapanku. Arogan, tapi aku rasa aku pantas mengatakannya :)
Dari: Seorang teman yang berusaha 'menyamakan' kedudukan dengan kaum pria.
***PONG*** (you know me kan? ^_^)
Posting Komentar