Selasa, 06 Oktober 2009

Jangan menyerah


Jangan Menyerah!
Inspirasi lagu d’masiv
Suatu pagi pertengahan Ramadhan lalu, saya melaju diatas jalan Tol Makassar. Disela-sela perjalanan saya dari rumah ke kantor pagi itu, saya memilih channel 105,1 FM Prambors Makassar. Dan diantara lagu-lagu yang dipersembahkan oleh sang host pagi itu, ada sebuah lagu yang sangat menyentuh jiwa saya. Ternyata lagu itu milik group band d’masiv. Lirik lagu yang berjudul Jangan Menyerah itu, begitu menyentuh jiwa saya dan betapa bait-bait lagu itu sarat makna dan penyemangat hidup. Begitulah akhirnya getaran jiwa dan semangat saya terus terpacu hingga saya tiba di kantor.
Lagu Jangan Menyerah itu, akhirnya memberikan saya inspirasi. Betapa hebatnya lagu itu dan betapa indahnya didengar apalagi jika tak sekedar didengar, tetapi dihayati dan direnungkan. Akhirnya ketika menjelang cuti lebaran silam, inspirasi saya muncul, saya mengirimkan ucapan Idul Fitri ke beberapa teman kantor dan sahabat via email dengan mengutip sepenggal kata lagu d’masiv. Penggalan lagu itu, adalah “syukuri apa yang ada, hidup adalah Anugerah”.

Entah mengapa, dan tidak biasanya saya mengutip penggalan lagu disetiap desain ucapan Idul Fitri saya. Tetapi yang pasti bahwa ada sebuah dorongan hati dan jiwa saya, bahwa disaat kita sedang menantikan hari kemenangan-idul fitri setelah usainya menjalankan ibadah Ramadhan sebulan penuh, kita mesti tidak boleh lupa dan terlena, bahwa dibalik kemenangan itu, kita manusia sepatutnya selalu harus terus bersyukur kepadaNYA, apapun adanya, apapun kondisi kita, sedih atau gembira, tetapi tetap kita selalu harus meneguhkan jiwa kita, bahwa semua itu, hidup ini adalah anugerah. Sekali lagi lagu Jangan Menyerah milik d’masiv itu benar-benar telah memberikan saya makna begitu dalam. Bahkan lagu itu telah saya jadikan sebagai Ring Tone di ponsel saya.
Ketika usai lebaran dan pulang mudik dari pulau Buton Sulawesi Tenggara, lagu d’masiv itu terus saya jadikan sebagai sebuah kekuatan baru. Berulang-ulang lagu itu saya dengarkan melalui ponsel saya. Entah ini menjadi sebuah isyarat bahwa lagu Jangan Menyerah, bakalan menjadi sebuah lagu penyemangat jiwa. Karena tidak lama kemudian, dipenghujung bulan September 2009, atau 10 hari setelah merayakan hari kemenangan, Indonesia diguncang musibah besar. Gempa bumi berkekuatan 7,9 SR di Sumatera Barat. Sontak setelah menyaksikan berita headline news di Metro TV saya terdiam, dan yang hadir dalam keprihatinan saya kala itu, adalah begitu kuasanya sang Khalik, begitu tak berdayanya manusia dihadapan kebesaran Tuhan. Begitu kecilnya manusia dihadapan pemilik alam semesta. Begitu tak mampunya manusia memprediksi datanganya bencana. Maka ketika itu pula, saya teringat lagu Jangan Menyerah. Maka sejak itu Lagu Jangan Menyerah saya jadikan sebagai lagu top one dalam pilihan lagu pribadi saya sejak pertengahan Ramadhan silam.
Cerita dan makna dibalik lagu d’masiv, rupanya tidak berhenti sampai disitu. Ketika saya mendapat undangan membawakan materi motivasi dari Panitia Opspek Mahasiswa angkatan 2009 Jurusan Sosiologi Fisip Universitas Hasanuddin Makassar tanggal 3 Oktober 2009 lalu. saya justeru memilih lagu Jangan Menyerah sebagai sesi penutup dalam ceramah saya. Lagu yang saya perdengarkan dihadapan mahasiswa baru itu tentu saja selain untuk memberikan motivasi dan penyemangat sebelum memasuki masa-masa kuliah, pun saya sisipkan sebagai sebuah bentuk keprihatinan mendalam atas musibah gempa di Sumatra Barat. Bahkan sebelum terjadi bencana gempa Sumatra saya memilih lagu Jangan Menyerah sebagai sesi renungan dalam ceramah motivasi saya yang bertema menuju dunia kerja dihadapan 90 orang mahasiswa senior Stmik Kharisma Makassar. Rupanya lagu Jangan Menyerah itu begitu disambut dengan haru oleh para mahasisawa.
Kini lagu Jangan Menyerah itu, menjadi hits saat ini, bahkan sebelum musibah gempa Sumatra melanda. Apalagi setelah bencana yang hingga kini telah menewaskan lebih 600-an saudara kita dan menimbun ribuan manusia yang tidak mampu menyelamatkan diri saat terjadi gempa di kota Padang dan daerah sekitarnya. Lagu yang dinyanyikan oleh seorang vokalis Ryan berdarah Bone itu menjadi pilihan lagu untuk kondisi keprihatinan dan tragedi kemanusiaan. Bahkan lagu ini menambah deretan lagu bertema kemanusiaan yang biasanya dibawakan oleh Ebiet G.Ade, Opick atau Iwan Fals.
Makna lagu Jangan Menyerah bagi anak negeri
Akankah lagu Jangan Menyerah itu mampu menyentuh jiwa keprihatinan anak negeri ini?. Apakah lagu Jangan Menyerah ini justeru menjadi lagu bumper para anggota DPR yang dikritik karena menghabiskan biaya pelantikan hingga 46 miliar? Betapa sangat disayangkan, ketika sehari setelah Sumatera Barat diguncang gempa dahsyat. Para legislator baru Senayan itu justeru tetap memilih dilantik sebagai anggota DPR periode 2009-2014. Padahal secara kemanusiaan, seharusnya pelantikan DPR itu, ditunda hingga duka mendalam ribuan saudara kita perlahan-perlahan sirna. Tetapi sentuhan keprihatinan para senator pilihan rakyat itu tidak diperlihatkan dengan bijaksana. Mereka tetap saja dengan segala kemegahan dan biaya pelantikan yang mahal tetap dilaksanakan. Begitu rendahnya kadar keprihatinan mereka. Padahal penundaan pelantikan anggota DPR itu tidak akan mengganggu agenda negara 5 tahun mendatang. Begitu rendahnya solidaritas kemanusiaan mereka yang nota bene adalah pilihan rakyat.
Begitu halnya Munas Partai Golkar yang menelan biaya mencapai 10 miliar, apakah juga lagu Jangan Menyerah itu justeru digunakan sebagai tagline bahwa Golkar Jangan Menyerah. Meskipun kalah dalam pemilu lalu, Golkar tidak boleh menyerah!. Apakah lagu Jangan Menyerah itu dimaknai seperti demikian?. Karena seharusnya Munas yang kini tengah berlangsung itu ditunda pelaksanaannya sebagai bentuk keputusan sosial politik untuk ikut berbelasungkawa atas musibah yang melanda Sumatera Barat.
Para elite partai Golkar, seharusnya berpikir bijak dan lebih cerdas bahwa keputusan menunda Munas justeru bisa mendapat simpatik rakyat negeri ini yang nota bene adalah para calon pemilih pada pemilu mendatang. Tapi sayang “Jangan Menyerah” demi kekuasaan Munas tetap digelar di Pekanbaru Riau. Bahkan Presiden SBY dikabarkan akan ikut hadir dalam rangkaian Munas, padahal sang Wapres yang juga Ketua Umum Partai Golkar sudah hadir disana. Apakah Munas lebih penting daripada konsentrasi memonitor penanganan korban pasca gempa?. Begitu banyak tanda ketidaksyukuran para petinggi negeri ini yang terus diperlihatkan ditengah krisis kemanusiaan dan ekonomi.
Begitulah, kita memang benar adanya, manusia tidak ada yang terlahir sempurna. Rasa keprihatinan mungkin hanya cukup dengan gerakan membuat dompet Peduli, mengucapkan melalui iklan televisi atau spanduk setelah itu selesai. Kita bahkan tidak pernah bisa dengan setulus-tulusnya mengakui, bahwa menghadapi dan menanggulangi malapetaka negeri ini jauh lebih penting dari sebuah pesta merebut kekuasaan dan menikmati indahnya perjuangan merebut kursi senator Indonesia. Ketika Padang diuji oleh kekuasaan Tuhan, tidak ada lagi atribut partai yang berkibar disana. Karena bagi mereka tidak ada lagi gula yang harus dikerumuni semut disana. Toh kekuasaan itu telah direbut dan bahkan telah dinikmati sekarang.
Maka demi kemanusiaan dan kepedulian kita kepada sesama anak negeri yang dilanda musibah, dan demi rasa syukur kita karena masih diberikan kekuatan dan kesempatan hidup menikmati anugerah. Maka selayaknya pesan lewat lagu kemanusiaan ini harusnya bisa dimaknai lebih luas dan lebih manusiawi serta memiliki makna sosial yang tinggi. Malapetaka selalu mengintai setiap manusia, dimanapun dan kapanpun. Maka dari itu kita seharusnya selalu bisa bersyukur dan tidak menjadi sombong apalagi acuh sebagai manusia yang cenderung melupakan bahwa kita hidup tidak sendirian. Tetapi kita hidup dalam kelompok manusia lain bahkan dengan seisi alam semesta.
Tak ada manusia, yang terlahir sempurna,
jangan kau sesali segala yg telah terjadi,
kita pasti pernah dapat cobaan yang berat,
seakan hidup ini tak ada artinya lagi,
syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah,
tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik.
Tuhan pasti akan menunjukkan kebesaran dan kuasanya
bagi hambaNYA yang sabar dan tak kenal putus asa.
Jangan menyerah, jangan menyerah
Demikianlah lagu Jangan Menyerah, mampu menjadi kekuatan dan spirit bagi kita. Lagu milik group band d’masiv, sepatutnya mendapat apresiasi tinggi dari kita semua. Termasuk ikut prihatin atas musibah kecelakaan yang dialami anak-anak band d’masiv di jalan tol Jakarta usai pentas di Makassar, Minggu 4 Oktober lalu. Lagu Jangan Menyerah yang terinspirasi dan diciptakan setelah konser dihadapan anak penyandang cacat, seolah-olah menguji kebesaran jiwa anak-anak d’masiv sendiri. Betapa tidak disaat lagunya itu tengah menjadi penyemangat hidup bagi banyak orang. Justeru pemilik lagu itu sendiri yang mengalami cobaan hidup. Tetapi berkat kekuatan lagu tersebut justeru d’masiv tetap bisa tampil sehari setelah mereka mengalami kecelakaan lalu-lintas. Jangan Menyerah. Benar-benar telah ditunjukkan mereka.
Ditulis di Makassar, 5 Oktober 2009
Muhammad Suardi Husain
Activation & Regional Marketing Manager - Marketing Retail Banking

Gedung Danamon Center lantai 8, Kantor Wilayah 06 Makassar, Jl. Ahmad Yani No. 11-13, Makassar Sul-Sel

Tidak ada komentar: