Jumat, 21 Juli 2017

Berkah atau musibah?!

Kompak mengasuh dan mendidik anak itu never ending story. Yang paling dekat tentu pasangan kita, tapi tentu melibatkan kakek, nenek, dan.... Iyut πŸ˜† *curhat alert*

Kalo sudah melibatkan pihak ketiga, apalagi kakek nenek, ortu sering kehilangan kewenangan dalam mendidik anak. Kakek nenek hobi bener menyabotase πŸ˜‰ apalagi tinggal bersama, yes? Yes. Hahaha.... Aku, aku! 5 tahun tinggal jauh, lalu ngumpul lagi. Alamakjang. 

Situasi sulit ini kalo curhat sama Pak Ge atau pak Angga, cara pertama  ada 3 pilihan. Upaya menguasai situasi. Upaya ini bisa dipilih bila kita memang punya kapasitas untuk menguasai keadaan dengan membatasi akses orang lain yang ingin menyabotase pola asuh didik. Pertanyaannya, sanggup ngga urusan sama kakek nenek? 😊 Upaya adaptasi. Berdamai dengan cara-cara kakek nenek. Pertanyaannya, mau enggak? Upaya selamatkan diri. Ketika tak mampu menguasai dan tak mau beradaptasi maka menyelamatkan diri πŸ˜€ jadi, pilihlah sesuai Kesanggupan kita. Apapun yang menghadang, pastikan tetap konsisten di mata anak. 

Cara kedua, iklanin pelajaran yang sudah kita dapat dari belajar parenting. Ini lho, itu lho. Kalo dikritik, diterima kritikan tapi tetap konsisten. Biasa. Orang lebih seneng lihat hasil akhir tanpa lihat proses. Syukur-syukur saat belajar parenting,  pasangan, kakek nenek bersama kita. 

Praktek memberi saja, percaya saja ngga gampang 😒 memilih mau memaknai pasangan, keluarga besar sebagai berkah atau musibah. Perjalanan mengasuh dan mendidik adalah panjang. Dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Semangat! 

Tidak ada komentar: