Selasa, 19 Februari 2013

Me and My Mom

Kemarin sore ibu saya berkata : “Ngurus bayi itu ribet,ya? Kamu hebat bisa urus semua keperluan anak-anakmu. Aku dulu terbuai sama mbah Yi (alm. Nenek saya) jadinya bodo ga bisa bantu urus cucu”.

Jujur! Saya deg-deg-an saat ibu saya bilang begitu. Banyak rasa yang muncul >.<

Sedikit cerita latar belakang kenapa ibu saya berkata demikian. Ibu saya ketika punya anak (saya),  usianya sudah pertengahan 30. Ibu yang abdi negara lagi seru-serunya meniti karir. Apalagi tahun 80an, masih belum otoda. Ditambah di lingkungan saya yang jarang anak perempuan, ketika anak perempuannya melahirkan maka nenek akan (membantu) merawat cucu. Bahkan bisa dibilang 70% peran nenek dalam merawat newborn. Ibu saya anak perempuan kedua. Anak bude pada waktu itu sudah SMP jadi kelahiran saya bikin sumringrah si nenek.  Dan juga ayah saya anak tunggal, jadinya banyak nenek yang merawat dan ngurusi saya :))

Walau dibesarkan oleh ibu berkarir (yang sibuk banget nget nget), saya punya cita-cita full time house mom, paling nggak sampe usia golden age. Bukan! Bukan karena saya merasa ada yang kurang dengan gaya ortu. Pertimbangannya, golden age ngga bisa diulang. 

Back to the story. Sepanjang hamil ibu saya fasilitator hebat. Berkat koneksinya, selama 9 bulan saya dapat kursus dari kepala bidan RS terbesar se-Indonesia timur. Ditrainning segala-gala tentang newborn. Dasarnya manja, aku tetep bilang; "Suster, setelah lahiran, selama seminggu tetep dikirim anak buahnya ke rumah buat belajar mandiin, ya? Kan anaknya dua". Hehehe...apa hubungannya coba anak dua --' Namun sayang. Hari H, bertepatan sama KLB apa gitu dan para suster ga bisa datang. Ngokkk! Gimana ini nasib para bayi? Mosok ga mandi. Ibu saya antara serem mandiin bayi, sama kasian liat saya clueless, akhirnya dengan gamang dia mandiin Logan. Tapi berikutnya, sayanya yang jadi ga tega. Ibu saya nampak kikuk dan panik saat mandiin Logan, tapi juga bete karena clueless. Dari drama itu berbekal buku dokter tiwi + kursus singkat bu bidan + youtube...akhirnya memberanikan diri mandiin anak-anak. Ngurus puser yang belum pupak, dan semuanya. Kalo nggak nekat, sopo yang mo ngelakuin? --' Learning by doing.

‎​'Penyesalan' yang terucap dari mulut ibu saya karena tidak bisa memberikan 'fasilitas' sebagaimana ibunya memanjakan dia setelah melahirkan memberikan sebuah hikmah: “Who said getting all the facilities without doing anything is SO great?”

Tidak ada komentar: