Kamis, 20 September 2012

Surat dari Takita


Selamat pagi bunda! Selamat pagi ayah! Selamat pagi kakak semua!

Takita ingin cerita ke ayah, bunda dan kakak semuanya. Ehm sebenarnya sih surat dari Takita sudah diperbaiki oleh kakak-kakak dari Indonesia Bercerita. Jadi bagus hihi. Tapi sama saja kok maksudnya.

Takita punya mimpi, Takita bisa mendengar ayah bunda bercerita setiap masuk rumah dimana pun di Indonesia. Ada teriakan dan tawa anak-anak. Kita bisa mendengar suara keras ayah yang pura-pura jadi jagoan. Kita bisa mendengar suara lembut bunda yang pura-pura jadi ibu suri

Takita percaya, keluarga yang penuh kasih sayang itu membuat kami bisa belajar dengan senang. Takita percaya kasih sayang itu ada ketika ayah bunda bercerita. Itu tandanya ayah bunda perhatian pada kami. Takita juga suka bercerita. Takita senang kalau ayah bunda mendengarkan.

Mengapa suka bercerita? Takita suka sekali mendengar cerita dari ayah bunda. Takita jadi tahu banyak cerita. Ada yang menakutkan. Ada yang menyenangkan. Ada petualangan seru.

Dari cerita ayah bunda, Takita belajar kata-kata baru. Ketika ayah bunda bercerita, Takita sering bingung maksudnya. Takita tahu sih kadang mereka gemes. Ayah bunda menjelaskan dengan sabar ke Takita.

Dari cerita ayah bunda, Takita jadi tahu banyak kesulitan. Ketika ayah bercerita Kambing Hitam Putih, Takita jadi tahu sedihnya Hita. Iya Hita sedih karena tidak ada yang mau berteman dengannya. Takita tahu bagaimana caranya Hita akhirnya bisa bersahabat baik dengan Pito. Mungkin Takita hanya paham sedikit, tapi Takita belajar dari cerita ayah bunda.

Ayah bunda pernah cerita ke Takita, banyak anak yang tidak pernah mendengar ayah bundanya bercerita. Mungkin mereka sibuk bekerja. Tapi Takita jadi sedih. Takita sedih, bagaimana kalau teman-teman Takita juga seperti itu. Takita tidak mau itu terjadi. Takita ingin teman Takita bisa mendengar ayah bundanya bercerita.

Ayah bunda, kakak semua, itulah mimpi Takita. Kita semua senang bercerita. Takita ingin sekali mimpi ini jadi kenyataan. Takita percaya ayah bunda menyayangi kami. Takita percaya banyak kakak yang peduli pada kami, anak Indonesia.

Takita mengajak ayah, bunda dan kakak semua. Kita ajak semua orang. Iya semuanya. Kita ajak agar mereka juga senang bercerita, seperti kita. Takita tidak bisa sendiri. Takita takut kalau sendiri. Ayah bunda dan kakak semua mau kan menemani Takita?! Terima kasih ayah. Terima kasih bunda. Terima kasih kakak semua

Ayah bunda dan kakak semua, begitu dulu ya cerita Takita. Takita sudah cerewet banget. Takita tahu harus cerewet. Biar mimpi Takita bisa jadi kenyataan. Maafkan kecerewetan Takita

Salam Ceria
Takita

.....

Selamat pagi Takita,

Tante termenung ketika membaca suratmu. Eh, manggil tante apa kakak, ya?! Tante menerima suratmu 2 kali dan baru kali ini (sempat) membalasnya. Maaf ya! :*

Ah, Takita suratmu mengingatkan pada masa-masa tante TK. Dulu, nenek, mama, kakak, dan pengasuhnya tante suka membacakan majalah Bobo ke tante. Kalo mendengar cerita membuat imajinasi tante bekerja. Dari cerita, tante jadi mengerti kalo sebelum makan harus cuci tangan terlebih dahulu, kalo nggak perut bisa sakit, karena kuman yang menempel di tangan bisa tinggal menetap di dalam perut kita. Aih, menakutkan ya?

Tante juga suka bercerita. Hehehe.... Biasanya, pulang sekolah nenek tante bertanya : Gimana tadi di sekolah? Senang tidak?... Dan di situlah tante mulai nyerocos bercerita gimana serunya bermain sama teman, pelajaran matematika yang susah, atau bercerita tentang perjalanan pulang sekolah dan ketemu reog.

Mendengar cerita dan bercerita juga membuat tante menyenangi membaca. Ah, kamu juga senang membaca kan, Takita?.... 

Sekali lagi terimakasih suratnya. Pesan suratnya akan terus tante ingat. Jika kelak tante dikaruniai putra-putri, setiap hari rumah akan diwarnai mendengar cerita dan bercerita satu sama lain. Terkadang, kalo kita bercerita dan mendengar cerita, kita bisa tertawa dan menangis bersama :-)

Bye Takita. 

Peluk Cium,
Tante Prima

Tidak ada komentar: