Sabtu, 18 November 2017

Wajah Sosial Media

Wajah sosial media itu tidak 100% layak disebut fakta sosial. Menurut saya. Jadi kalo gembar-gembor di media sosial belum tentu benerannya gitu. Atau sebenarnya kita itu potensial Did (Dissociative Identity Disorder)?! 

Pun pagi ini. Berita online mengangkat status viral seorang motivator. Saya me-follow - tapi tidak berteman. Follownya pun karena mengangkat soal GERD. 


Yang mau saya komenin bukan statusnya tapi komentar di berita online. Ternyata banyak yang ngga terima 😁 Padahal jelas di muka disebutkan, ketika istri saya lagi capek. Sementara itu ada Closed Group namanya mother hope. Isinya tentang campaign baby blues dan kesehatan jiwa wanita. Ngga sedikit yang curhat tentang menyakiti anak karena kelelahan dalam mengurus rumah tanpa bantuan dan suaminya hanya sibuk main games. 

Saya memang dilahirkan di keluarga mayoritas laki-laki. Ya karena itu laki-laki juga harus bisa cuci piring, seterika. Perempuan harus bisa menyetir, melakukan perbaikan sederhana kayak masang lampu. 

Sudah tidak membantu, tidak bisa menghadirkan jasa asisten rumah tangga, eh.... Masih menuntut setinggi rupa. 

Saya punya anak laki-laki. Tidak saja dipersiapkan menjadi profesional tapi kelak juga akan jadi suami dan ayah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar