Senin, 12 November 2012

Curhat (biar ndak galau)




Semua orang – tanpa kecuali – selalu ingin berada dalam kondisi sehat. Namun demikian, kemungkinan kita sakit itu akan selalu ada, - naudzubillah - oleh karena itu penting untuk kita mempersiapkan biaya-biaya yang akan kita keluarkan ketika sakit. Sedia payung sebelum hujan lah.

Setelah Q1 2012 diberi ‘kejutan’ luar biasa sama Allah, dengan resiko musti meng-uprade dana darurat 12 kali plus dana-dana yang dibutuhkan. Hahaha…. Q2 2012 masa-masa galau musti ngapain. Alhamdulillah Q3 dana-dana yang dibutuhkan alhamdulillah bisa tercukupi, dana darurat on progress, masih bisa membentuk dana pensiun, dan nambah asuransi kesehatan. Nah, rencana terakhir ini agak berantakan. Sebagai pegawai negeri, suami tercover dalam ASKES. Termasuk saya didaftarkan. Namun manfaat dari ASKES kami rasa (masih) kurang. Dan kebetulan di kantor suami ada berita penambahan asuransi in-health secara kelompok. Namun karena satu dan lain hal, belum mencapai kesepakatan sehingga itu asuransi in-health terpending. Oke, kalo di Q4 2012 ini kejelasan asuransi belum ada, maka Q1 tahun depan kami akan mencari tambahan asuransi sendiri. Tapi…tapi…ternyata nggak gampang, ya, belanja asuransi.

Siapa yang memerlukan proteksi kesehatan ini? Semua orang,  dari bayi baru lahir hingga usia lanjut. Mengapa begitu? Sebab siapapun bisa terkena risiko sakit, tanpa memandang usia, jenis kelamin, ataupun jenis pekerjaan.

Apa saja yang dilindungi dengan memiliki asuransi kesehatan? Untuk asuransi yang dibeli per-orangan atau keluarga, biasanya adalah biaya rawat inap di rumah sakit yang dilindungi oleh asuransi. Beberapa perusahaan asuransi memang menawarkan perlindungan untuk biaya rawat jalan juga, namum premi asuransi menjadi lebih tinggi. Adapun asuransi yang didapatkan dari kantor (jenis asuransi kelompok) cakupannya jauh lebih luas, dari rawat jalan, rawat inap, dan juga biaya melahirkan.

Apa saja jenis asuransi kesehatan? Ada dua jenis, yaitu dalam bentuk cashless dan santunan. Asuransi kesehatan yang cashless intinya benefit yang dikeluarkan tidak dalam bentuk uang, tapi perusahaan asuransi langsung membayarkan biaya kesehatan kita kepada rumah sakit. Sistem cashless ini juga dikenal dengan sistem kartu, karena kita akan diberikan kartu yang nantinya digunakan jika kita harus dirawat di rumah sakit rujukan perusahaan asuransi tersebut.  Sistem yang kedua adalah sistem santunan, artinya ketika kita masuk ke rumah sakit, maka perusahaan asuransi akan megkreditkan santunan harian sesuai dengan nilai proteksi yang kita miliki kepada rekening kita.

Nah, setelah browsing-browsing berikut kiat yang dapat membantu memilih asuransi kesehatan yang tepat:
  • Pilih asuransi kesehatan murni
Murni di sini artinya dalam perencanaan asuransi ini tidak ada nilai investasi. Ciri khas dari asuransi yang sifatnya murni adalah hangus, tidak ada return yang kita dapatkan, dan ketika premi asuransi itu dibayarkan, maka semua proteksi itu pun hangus. Ini berlaku baik untuk asuransi yang sifatnya cashless maupun yang sifatnya santunan. Ibaratnya seperti ngegaji satpam. Kalo rumah kita aman dari rampok, gaji satpam tetep dibayar, kan? Masak minta duit satpam kembali? Sayangnya ini nih yang jadi salah satu ganjalan kenapa in health di kantor suami nggak sepakat-sepakat.

Dari browsing sementara ini ada Avrist, Cigna, Allianz, dan AXA

Memilih asuransi kesehatan murni ini dari segi biaya juga akan lebih murah dan juga pencapaian tujuan menjadi optimal. Contoh saja, yang berumur 30 tahun yang ingin memiliki proteksi  kesehatan cashless untuk kamar Rp 750 ribu, maka perkiraan premi tahunannya adalah Rp 3,8 juta per tahun. Sebulannya Rp 317.000/bulan. Reasonable, kan?
  • Sesuaikan kebutuhan dan budget
Ini perlu kita pertimbangkan. Setiap orang mungkin memiliki kenyamanan yang berbeda dalam memilih rumah sakit, memilih jenis kamar. Oleh karena itu, jangan hanya karena premi murah lalu kita memilih jenis kamar yang paling murah. Akibatnya, pada saat benar-benar masuk rumah sakit, dan harus masuk ke kamar yang mungkin isinya 6 orang – misalnya – akhirnya kita memutuskan untk masuk kamar untuk 2 orang. Akibatnya, kita harus menambah biaya sendiri dan proteksi menjadi tidak optimal.
  • Perusahaan dan agen asuransi
Cari perusahaan asuransi yang baik, dalam arti mereka sudah cukup lama berkecimpung di dunia asuransi terutama di Indonesia. Karena kredibilitas dalam perusahaan jasa – tak terkecuali perusahaan asuransi – tidak bisa kita abaikan. Tentunya kita tidak mau membeli produk dari perusahaan yang tidak dapat dipercaya.

Penting juga untuk memilih agen yang sudah cukup lama berkarier dalam jasa asuransi ini, karena mereka akan memiliki pengetahuan yang luas dan juga dalam mengenai produk yang mereka tawarkan, sehingga kita bisa mendapatkan informasi yang cukup banyak sebelum akhirnya kita membeli produk tersebut.
  • Benefit dari kantor
Kalau nilainya cukup dari kantor, tidak perlu membeli proteksi kesehatan individual lagi. Tapi kalo tidak cukup, maka kita bisa memberi proteksi tambahan untuk kita dan keluarga. Ingat, ya, proteksi yang sifatnya murni nilainya hangus. Kalau kita memang tidak perlu membeli sendiri, maka nilai premi itu bisa kita switch untuk dijadikan investasi.

Jadi, jadi, milih asuransi yang mana? Ehehehe…..belum tahu. Sepanjang Q4 ini kita mau bertapa dulu. Riset sana sini. Semoga nanti di Q1 tahun depan sudah ada keputusannya. Doakan kami yaaaa!!!

Atau ada yang punya pengalaman untuk dibagi sama saya?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar