Semua orang – tanpa kecuali – selalu ingin berada
dalam kondisi sehat. Namun demikian, kemungkinan kita sakit itu akan selalu
ada, - naudzubillah - oleh karena itu penting untuk kita mempersiapkan biaya-biaya
yang akan kita keluarkan ketika sakit. Sedia payung sebelum hujan lah.
Setelah Q1 2012 diberi ‘kejutan’ luar biasa sama
Allah, dengan resiko musti meng-uprade dana darurat 12 kali plus dana-dana yang
dibutuhkan. Hahaha…. Q2 2012 masa-masa galau musti ngapain. Alhamdulillah Q3
dana-dana yang dibutuhkan alhamdulillah bisa tercukupi, dana darurat on
progress, masih bisa membentuk dana pensiun, dan nambah asuransi kesehatan.
Nah, rencana terakhir ini agak berantakan. Sebagai pegawai negeri, suami tercover
dalam ASKES. Termasuk saya didaftarkan. Namun manfaat dari ASKES kami rasa
(masih) kurang. Dan kebetulan di kantor suami ada berita penambahan asuransi
in-health secara kelompok. Namun karena satu dan lain hal, belum mencapai
kesepakatan sehingga itu asuransi in-health terpending. Oke, kalo di Q4 2012
ini kejelasan asuransi belum ada, maka Q1 tahun depan kami akan mencari
tambahan asuransi sendiri. Tapi…tapi…ternyata nggak gampang, ya, belanja
asuransi.
Siapa yang memerlukan proteksi kesehatan ini? Semua orang, dari bayi baru
lahir hingga usia lanjut. Mengapa begitu? Sebab siapapun bisa terkena risiko
sakit, tanpa memandang usia, jenis kelamin, ataupun jenis pekerjaan.
Apa saja yang dilindungi dengan memiliki asuransi
kesehatan? Untuk
asuransi yang dibeli per-orangan atau keluarga, biasanya adalah biaya rawat
inap di rumah sakit yang dilindungi oleh asuransi. Beberapa perusahaan asuransi
memang menawarkan perlindungan untuk biaya rawat jalan juga, namum premi
asuransi menjadi lebih tinggi. Adapun asuransi yang didapatkan dari kantor
(jenis asuransi kelompok) cakupannya jauh lebih luas, dari rawat jalan, rawat
inap, dan juga biaya melahirkan.
Apa saja jenis asuransi kesehatan? Ada dua jenis, yaitu dalam bentuk cashless
dan santunan. Asuransi kesehatan yang cashless intinya benefit
yang dikeluarkan tidak dalam bentuk uang, tapi perusahaan asuransi langsung
membayarkan biaya kesehatan kita kepada rumah sakit. Sistem cashless ini
juga dikenal dengan sistem kartu, karena kita akan diberikan kartu yang nantinya
digunakan jika kita harus dirawat di rumah sakit rujukan perusahaan asuransi
tersebut. Sistem yang kedua adalah sistem santunan, artinya ketika kita
masuk ke rumah sakit, maka perusahaan asuransi akan megkreditkan santunan
harian sesuai dengan nilai proteksi yang kita miliki kepada rekening kita.
Nah, setelah browsing-browsing berikut kiat yang dapat
membantu memilih asuransi kesehatan yang tepat:
- Pilih asuransi kesehatan murni
Murni di sini artinya dalam perencanaan asuransi ini
tidak ada nilai investasi. Ciri khas dari asuransi yang sifatnya murni adalah
hangus, tidak ada return yang kita dapatkan, dan ketika premi asuransi
itu dibayarkan, maka semua proteksi itu pun hangus. Ini berlaku baik untuk
asuransi yang sifatnya cashless maupun yang sifatnya santunan. Ibaratnya
seperti ngegaji satpam. Kalo rumah kita aman dari rampok, gaji satpam tetep
dibayar, kan? Masak minta duit satpam kembali? Sayangnya ini nih yang jadi
salah satu ganjalan kenapa in health di kantor suami nggak sepakat-sepakat.
Memilih asuransi kesehatan murni ini dari segi biaya
juga akan lebih murah dan juga pencapaian tujuan menjadi optimal. Contoh
saja, yang berumur 30 tahun yang ingin memiliki proteksi kesehatan cashless
untuk kamar Rp 750 ribu, maka perkiraan premi tahunannya adalah Rp 3,8 juta per
tahun. Sebulannya Rp 317.000/bulan. Reasonable, kan?
- Sesuaikan kebutuhan dan budget
Ini perlu kita pertimbangkan. Setiap orang mungkin
memiliki kenyamanan yang berbeda dalam memilih rumah sakit, memilih jenis
kamar. Oleh karena itu, jangan hanya karena premi murah lalu kita memilih jenis
kamar yang paling murah. Akibatnya, pada saat benar-benar masuk rumah sakit,
dan harus masuk ke kamar yang mungkin isinya 6 orang – misalnya – akhirnya kita
memutuskan untk masuk kamar untuk 2 orang. Akibatnya, kita harus menambah biaya
sendiri dan proteksi menjadi tidak optimal.
- Perusahaan dan agen asuransi
Cari perusahaan asuransi yang baik, dalam arti mereka
sudah cukup lama berkecimpung di dunia asuransi terutama di Indonesia. Karena
kredibilitas dalam perusahaan jasa – tak terkecuali perusahaan asuransi – tidak
bisa kita abaikan. Tentunya kita tidak mau membeli produk dari perusahaan yang
tidak dapat dipercaya.
Penting juga untuk memilih agen yang sudah cukup lama
berkarier dalam jasa asuransi ini, karena mereka akan memiliki pengetahuan yang
luas dan juga dalam mengenai produk yang mereka tawarkan, sehingga kita bisa
mendapatkan informasi yang cukup banyak sebelum akhirnya kita membeli produk
tersebut.
- Benefit dari kantor
Kalau nilainya cukup dari kantor, tidak perlu membeli
proteksi kesehatan individual lagi. Tapi kalo tidak cukup, maka kita bisa
memberi proteksi tambahan untuk kita dan keluarga. Ingat, ya, proteksi
yang sifatnya murni nilainya hangus. Kalau kita memang tidak perlu membeli
sendiri, maka nilai premi itu bisa kita switch untuk dijadikan
investasi.
Jadi, jadi, milih asuransi yang mana? Ehehehe…..belum
tahu. Sepanjang Q4 ini kita mau bertapa dulu. Riset sana sini. Semoga nanti di
Q1 tahun depan sudah ada keputusannya. Doakan kami yaaaa!!!
Atau ada yang punya pengalaman untuk dibagi sama saya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar