Selamat pagi bunda! Selamat pagi ayah! Selamat pagi kakak semua!
Takita ingin cerita ke ayah, bunda dan kakak semuanya. Ehm sebenarnya
sih surat dari Takita sudah diperbaiki oleh kakak-kakak dari Indonesia
Bercerita. Jadi bagus hihi. Tapi sama saja kok maksudnya.
Takita punya mimpi, Takita bisa mendengar ayah bunda bercerita setiap
masuk rumah dimana pun di Indonesia. Ada teriakan dan tawa anak-anak.
Kita bisa mendengar suara keras ayah yang pura-pura jadi jagoan. Kita
bisa mendengar suara lembut bunda yang pura-pura jadi ibu suri
Takita percaya, keluarga yang penuh kasih sayang itu membuat kami
bisa belajar dengan senang. Takita percaya kasih sayang itu ada ketika
ayah bunda bercerita. Itu tandanya ayah bunda perhatian pada kami.
Takita juga suka bercerita. Takita senang kalau ayah bunda mendengarkan.
Mengapa suka bercerita? Takita suka sekali mendengar cerita dari ayah
bunda. Takita jadi tahu banyak cerita. Ada yang menakutkan. Ada yang
menyenangkan. Ada petualangan seru.
Dari cerita ayah bunda, Takita belajar kata-kata baru. Ketika ayah
bunda bercerita, Takita sering bingung maksudnya. Takita tahu sih kadang
mereka gemes. Ayah bunda menjelaskan dengan sabar ke Takita.
Dari cerita ayah bunda, Takita jadi tahu banyak kesulitan. Ketika ayah bercerita Kambing Hitam Putih,
Takita jadi tahu sedihnya Hita. Iya Hita sedih karena tidak ada yang
mau berteman dengannya. Takita tahu bagaimana caranya Hita akhirnya bisa
bersahabat baik dengan Pito. Mungkin Takita hanya paham sedikit, tapi
Takita belajar dari cerita ayah bunda.
Ayah bunda pernah cerita ke Takita, banyak anak yang tidak pernah
mendengar ayah bundanya bercerita. Mungkin mereka sibuk bekerja. Tapi
Takita jadi sedih. Takita sedih, bagaimana kalau teman-teman Takita juga
seperti itu. Takita tidak mau itu terjadi. Takita ingin teman Takita
bisa mendengar ayah bundanya bercerita.
Ayah bunda, kakak semua, itulah mimpi Takita. Kita semua senang
bercerita. Takita ingin sekali mimpi ini jadi kenyataan. Takita percaya
ayah bunda menyayangi kami. Takita percaya banyak kakak yang peduli pada
kami, anak Indonesia.
Takita mengajak ayah, bunda dan kakak semua. Kita ajak semua orang.
Iya semuanya. Kita ajak agar mereka juga senang bercerita, seperti kita.
Takita tidak bisa sendiri. Takita takut kalau sendiri. Ayah bunda dan
kakak semua mau kan menemani Takita?! Terima kasih ayah. Terima kasih
bunda. Terima kasih kakak semua
Ayah bunda dan kakak semua, begitu dulu ya cerita Takita. Takita
sudah cerewet banget. Takita tahu harus cerewet. Biar mimpi Takita bisa
jadi kenyataan. Maafkan kecerewetan Takita
Salam Ceria
Takita
.....
Selamat pagi Takita,
Tante termenung ketika membaca suratmu. Eh, manggil tante apa kakak, ya?! Tante menerima suratmu 2 kali dan baru kali ini (sempat) membalasnya. Maaf ya! :*
Ah, Takita suratmu mengingatkan pada masa-masa tante TK. Dulu, nenek, mama, kakak, dan pengasuhnya tante suka membacakan majalah Bobo ke tante. Kalo mendengar cerita membuat imajinasi tante bekerja. Dari cerita, tante jadi mengerti kalo sebelum makan harus cuci tangan terlebih dahulu, kalo nggak perut bisa sakit, karena kuman yang menempel di tangan bisa tinggal menetap di dalam perut kita. Aih, menakutkan ya?
Tante juga suka bercerita. Hehehe.... Biasanya, pulang sekolah nenek tante bertanya : Gimana tadi di sekolah? Senang tidak?... Dan di situlah tante mulai nyerocos bercerita gimana serunya bermain sama teman, pelajaran matematika yang susah, atau bercerita tentang perjalanan pulang sekolah dan ketemu reog.
Mendengar cerita dan bercerita juga membuat tante menyenangi membaca. Ah, kamu juga senang membaca kan, Takita?....
Sekali lagi terimakasih suratnya. Pesan suratnya akan terus tante ingat. Jika kelak tante dikaruniai putra-putri, setiap hari rumah akan diwarnai mendengar cerita dan bercerita satu sama lain. Terkadang, kalo kita bercerita dan mendengar cerita, kita bisa tertawa dan menangis bersama :-)
Bye Takita.
Peluk Cium,
Tante Prima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar